Konversi
Kalender Hijri & Masehi*)
“Sesungguhnya
bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketentuan
Allah ketika Dia menciptakan langit dan bumi, empat daripadanya
bulan-bulan haram (Dzul-Qa`dah, Dzul-Hijjah, Muharram, Rajab). Itulah
keputusan yang lurus (sesuai peredaran benda langit). Maka janganlah
kamu menganiaya dirimu (dengan berperang) pada bulan-bulan haram itu.
Dan (jika bulan-bulan haram telah lewat) perangilah kaum musyrikin
seutuhnya sebagaimana mereka memerangimu secara utuh pula. Ketahuilah
bahwa Allah menyertai orang-orang yang bertaqwa. (Al-Quran, Surah
At-Taubah :36-37
BAGIAN I
PENGENALAN
KALENDER
A.
Kalender Masehi
Kalender Masehi merupakan sistem kalender solar (syamsiyah,
berdasarkan matahari), yang waktu satu tahunnya adalah lamanya bumi
mengelilingi matahari: 365 hari 5 jam 48 menit 46 detik atau 365,2422
hari. Pada kalender solar pergantian hari berlangsung tengah malam
(midnight) dan awal setiap bulan (tanggal satu) tidak tergantung pada
posisi bulan. Dalam 1 (satu) tahun Masehi dibagi menjadi 12 bulan
yang masing-masing berumur 31 hari dan 30 hari kecuali bulan Februari
umurnya 28 hari untuk tahun pendek (Basithah) dan 29 hari untuk
tahun panjang (Kabisat) yang terjadi sekali setiap siklus 4 tahun.
Sepanjang sejarah kalender Masehi telah terjadi
reformasi. yakni pada 1582 disebut reformasi Gregorian. Karena
satu tahun syamsiah rata-rata 365,2422 hari, sedangkan kalender
Julian menetapkan rata-rata 365,25 hari, awal musim semi saat itu
diketahui telah bergeser jauh menjadi tanggal 11 Maret. Maka
dilakukan reformasi dalam dua hal agar awal musim semi kembali
menjadi tanggal 21 Maret.
Reformasi Gregorian pertama menghapuskan 10 hari dari tahun 1582
dengan menetapkan hari Kamis 4 Oktober langsung menjadi hari Jumat 15
Oktober. Ke dua, rata-rata satu tahun ditetapkan 365,2425 hari.
Caranya, tahun kabisat didefinisikan sebagai tahun yang bilangannya
habis dibagi empat, kecuali untuk tahun yang angkanya kelipatan 100
harus habis dibagi 400. Dengan aturan tersebut tahun 1700, 1800, dan
1900 bukan lagi dianggap sebagai tahun kabisat. Tahun 2000 adalah
tahun kabisat. Dari sedikit uraian di atas maka terdapat beberapa
ketentuan berkaitan dengan kalender Masehi yaitu sebagai berikut :
Ketentuan Umum
Ketentuan umum yang berlaku pada kalender Masehi adalah sebagai
berikut:
1 tahun (Basithah)
Masehi = 365 hari dan bulan Februari = 28 hari atau
1 tahun (Kaisat) Masehi = 366
hari dan Februari = 29 hari
Tahun Kabisat adalah bilangan
tahun yang habis dibagi 4 (misalnya 1996, 2000, 2004 dan
seterusnya), kecuali bilangan abad yang tidak habis dibagi 400
(misalnya 1700, 1800, 1900) selain itu adalh tahun Basithah.
Penyesuaian yang
harus dilakukan akibat anggaran Gregorius sebanyak 10 hari sejak 15
Oktober 1582 M., serta penambahan 1 hari pada setiap bilangan abad
yang tidak habis dibagi 4 sejak tanggal tersebut, sehingga 1900
sampai dengan 2099 ada penambahan koreksi 13 hari (10 + 3).
Menghitung Hari dan Pasaran
Tentukan tahun yang akan dihitung
Hitung tahun utuh (tam), yaitu
tahun yang bersangkutan dikurangi 1 (satu)
Hitung berapa siklus selama tahun
tam tersebut, yaitu tahun tam dibagi 4.
Hitung berapa tahun kelebihan
dari jumlah siklus yang bersangkutan.
Hitung berapa hari selam siklus
yang ada, yakni siklus dikalikan 1461 hari
Hitung berapa hari
selama tahun kelebihan, yaitu kelebihan jumlah tahun dikalikan
dengan 365 hari.
Jumlahkan hari-hari tersebut dan
tambahkan 1 hari (untuk tanggal 1 Januari)
Kurangi dengan
koreksi Gregorius, yakni 13 hari
Jumlah hari dibagi 7
(tujuh), sisa kelebihannya dihitung mulai hari Sabtu.
Jumlah hari dibagi 5
(lima), sisa kelebihannya dihitung mulai hari Kliwon
Tabel hari dan
pasaran sesuai sisa pembagian adalah sebagai berikut
-
Sisa
|
Hari
|
Pasaran
|
0
|
Jumat
|
Wage
|
1
|
Sabtu
|
Kliwon
|
2
|
Minggu
|
Legi
|
3
|
Senin
|
Pahing
|
4
|
Selasa
|
Pon
|
5
|
Rabu
|
Wage
|
6
|
Kamis
|
|
7
|
Jum’at
|
|
Contoh :
Tanggal 1 Januari
2011 M.
Tahun tam = 2011 –
1 = 2010
2010
: 4 = 502 siklus, sisa 2 tahun. (angka pecahan dikalikan 4)
1
Januari 2011 = 502 siklus + 2 tahun + 1 hari
502
siklus = 502 x 1461 hari = 733.422 hari
2
tahun = 2 x 365 hari = 730 hari
1
hari = 1 hari +
Jumlah
= 734.153 hari
Koreksi
Gregorus: 10 + 3 = 13 hari -
Jumlah
= 734.140 hari
734.140
: 7 = 104.877, sisa 1 (angka pecahan dikalikan 7) = Sabtu
734.140
: 5 = 146.828, sisa 0 = Wage
Jadi
tanggal 1 Januari 2011 M. jatuh pada hari Selasa Wage.
Tabel Hari dan
Pasaran Tahun Masehi untuk Membuat kalender selama setahun
No
|
Bulan
|
Basithah
|
Kabisat
|
Hari
|
Psrn
|
Hari
|
Psrn
|
1
|
Januari
|
1
|
1
|
1
|
1
|
2
|
Pebruari
|
4
|
2
|
4
|
2
|
3
|
Maret
|
4
|
5
|
5
|
1
|
4
|
April
|
7
|
1
|
1
|
2
|
5
|
Mei
|
2
|
1
|
3
|
2
|
6
|
Juni
|
5
|
2
|
6
|
3
|
7
|
Juli
|
7
|
2
|
1
|
3
|
8
|
Agustus
|
3
|
3
|
4
|
4
|
9
|
September
|
6
|
4
|
7
|
5
|
10
|
Oktober
|
1
|
4
|
2
|
5
|
11
|
Nopember
|
4
|
5
|
5
|
1
|
12
|
Desember
|
6
|
5
|
7
|
1
|
Catatan
: Hari dan pasaran apa saja pada tanggal 1 Januari tahun berapa saja
nilainya adalah 1 (satu), sehingga untuk bulan-bulan berikutnya, hari
dan pasarannya tinggal mengurutkan hari dan pasaran yang ke berapa
dati tanggal 1 Januari itu sesuai dengan angka yang ada pada jadwal
di atas.
Rincian dan jumlah
hari dalam Kalender Masehi
Umur
bulan dalam setiap tahun adalah sebagaimana tabel berikut:
-
Urut
|
Masehi
|
Basitah
|
Kabisat
|
1
|
Januari
|
31
|
31
|
31
|
31
|
2
|
Februari
|
28
|
59
|
29
|
60
|
3
|
Maret
|
31
|
90
|
31
|
91
|
4
|
April
|
30
|
120
|
30
|
121
|
5
|
Mei
|
31
|
151
|
31
|
152
|
6
|
Juni
|
30
|
181
|
30
|
182
|
7
|
Juli
|
31
|
212
|
31
|
213
|
8
|
Agustus
|
31
|
243
|
31
|
244
|
9
|
September
|
30
|
273
|
30
|
274
|
10
|
Oktober
|
31
|
304
|
31
|
305
|
11
|
Nopember
|
30
|
334
|
30
|
335
|
12
|
Desember
|
31
|
365
|
31
|
366
|
B. Kalender Hijriyah
Kalender
Hijriyah mengikuti sistem kalender lunar (qamariyah, berdasarkan
bulan), yang waktu satu tahunnya adalah dua belas kali bulan
mengelilingi bumi: 29 hari 12 jam 44 menit 3 detik (29,5306 hari = 1
bulan) dikalikan dua belas, menjadi 354 hari 8 jam 48 menit 34 detik
atau 354,3672 hari. Sebelum kedatangan agama Islam yang dibawa Nabi
Muhammad s.a.w., masyarakat Arab memakai kalender lunisolar, yaitu
kalender lunar yang disesuaikan dengan matahari. Tahun baru (Ra’s
as-Sanah = “Kepala Tahun”) berlangsung setelah berakhirnya musim
panas sekitar September. Bulan pertama dinamai Muharram, sebab pada
bulan itu semua suku atau kabilah di Semenanjung Arabia sepakat untuk
mengharamkan peperangan. Pada bulan Oktober
daun-daun menguning sehingga bulan itu dinamai Shafar (“kuning”).
Bulan November dan Desember pada musim gugur (rabi`) berturut-turut
dinamai Rabi`ul-Awwal dan Rabi`ul-Akhir. Januari dan Februari adalah
musim dingin (jumad atau “beku”) sehingga dinamai Jumadil-Awwal
dan Jumadil-Akhir. Kemudian salju mencair (Rajab) pada bulan Maret.
Bulan April di musim semi merupakan bulan Sya`ban (syi`b = lembah),
saat turun ke lembah-lembah untuk mengolah lahan pertanian atau
menggembala ternak. Pada bulan Mei suhu
mulai membakar kulit, lalu suhu meningkat pada bulan Juni. Itulah
bulan-bulan Ramadhan (“pembakaran”) dan Syawwal (“peningkatan”).
Bulan Juli merupakan puncak musim panas yang membuat orang lebih
senang duduk di rumah daripada bepergian, sehingga bulan ini dinamai
Dzul-Qa`dah (qa`id = duduk). Akhirnya, Agustus dinamai Dzul-Hijjah,
sebab pada bulan itu masyarakat Arab menunaikan ibadah haji ajaran
nenek moyang mereka, Nabi Ibrahim a.s.
Setiap bulan diawali saat munculnya hilal, berselang-seling 30
atau 29 hari, sehingga 354 hari setahun, 11 hari lebih cepat dari
kalender solar yang setahunnya 365 hari. Agar kembali sesuai dengan
perjalanan matahari dan agar tahun baru selalu jatuh pada awal musim
gugur, maka dalam setiap periode 19 tahun ada tujuh buah tahun yang
jumlah bulannya 13 (satu tahunnya 384 hari). Bulan interkalasi atau
bulan ekstra ini disebut nasi’ yang ditambahkan pada akhir tahun
sesudah Dzul-Hijjah.
Setelah
masyarakat Arab memeluk agama Islam dan bersatu di bawah pimpinan
Nabi Muhammad s.a.w., maka turunlah perintah Allah SWT agar umat
Islam memakai kalender lunar yang murni dengan menghilangkan bulan
nasi’. Hal ini tercantum dalam kitab suci Surat at-Taubah
ayat 36 dan 37 sebagaimana di awal tulisan ini.
Dengan
turunnya wahyu Allah di atas, maka Nabi Muhammad s.a.w. mengeluarkan
dekrit bahwa kalender Islam tidak lagi tergantung kepada perjalanan
matahari. Hal ini lebih dipertegas dalam khutbah Nabi di Arafah
tatkala beliau menunaikan haji. Meskipun nama-nama bulan dari
Muharram sampai Dzul-Hijjah tetap digunakan karena sudah populer
pemakaiannya, bulan-bulan tersebut bergeser setiap tahun dari musim
ke musim, sehingga Ramadhan (“pembakaran”) tidak selalu pada
musim panas dan Jumadil-Awwal (“beku pertama”) tidak selalu pada
musim dingin.
Mengapa harus kalender lunar murni? Hal ini disebabkan agama
Islam bukanlah hanya untuk masyarakat Arab di Timur Tengah saja,
melainkan untuk seluruh umat manusia di berbagai penjuru bumi yang
letak geografis dan musimnya berbeda-beda. Sangatlah tidak adil jika
misalnya Ramadhan (bulan menunaikan ibadah puasa) ditetapkan menurut
sistem kalender solar atau lunisolar, sebab hal ini mengakibatkan
masyarakat Islam di suatu kawasan berpuasa selalu di musim panas atau
selalu di musim dingin. Sebaliknya, dengan memakai kalender lunar
yang murni, masyarakat Kazakhstan atau umat Islam di London berpuasa
16 jam di musim panas, tetapi berbuka puasa pukul empat sore di musim
dingin. Umat Islam yang menunaikan ibadah haji pada suatu saat
merasakan teriknya matahari Arafah di musim panas, dan pada saat yang
lain merasakan sejuknya udara Makkah di musim dingin.
Dalam satu tahun Hijriyah terdiri atas 12 bulan yang dimulai dari
bulan pertama Muharram sampai bulan ke-12 Dzulhijjah. Masing-masing
setiap bulan berumur 30 atau 29 hari sehingga 354 hari setahun. Dalam
setiap siklus 30 tahun, 11 tahun adalah kabisat (Dzul-Hijjah
dijadikan 30 hari), yaitu tahun-tahun ke-2, 5, 7, 10, 13, 16, 18, 21,
24, 26 dan 29. Awal bulan (tanggal satu) ditandai dengan munculnya
hilal (sehari atau dua hari sesudah konjungsi), yang dapat ditentukan
dengan metode hisab (perhitungan astronomis) atau metode ru’yah
(menyaksikan hilal dengan mata).
Dalam
tahun 2008 Masehi terdapat dua kali tahun baru Hijriyah. Pada 10
Januari 2008, kita memulai tahun baru 1 Muharram 1429 Hijriyah, tahun
ke-19 dalam siklus 1411-1440. Sebelum tahun 2008 berakhir, umat Islam
merayakan tahun baru lagi, sebab tanggal 1 Muharram 1430 Hijriyah
jatuh pada 29 Desember 2008. Beberapa hal berkaitan dengan
kalender Hijriyah adalah sebagai berikut :
Ketentuan Umum
Ketentuan umum yang berlaku pada kalender Hijriyah adalah sebagai
berikut:
1 tahun (Basithah)
Hijriyah = 354 hari dan bulan Dzulhijjah = 29 hari
1 tahun (Kaisat)
Hijriyah = 355 hari dan Dzulhijjah = 30 hari
Tahun-tahun
Kabisat jatuh pada urutan tahun ke 2, 5 , 7 10, 13, 15, 18, 21, 24,
26, dan 29
jumlah hari pada tahun hijriyah
Th
|
Hari
|
Th
|
Hari
|
Th
|
Hari
|
-
|
354
|
-
|
3898
|
-
|
7442
|
-
|
709
|
-
|
4252
|
-
|
7796
|
-
|
1063
|
-
|
4607
|
-
|
8150
|
-
|
1417
|
-
|
4961
|
-
|
8505
|
-
|
1772
|
-
|
5316
|
-
|
8859
|
-
|
2126
|
-
|
5670
|
-
|
9214
|
-
|
2481
|
-
|
6024
|
-
|
9568
|
-
|
2835
|
-
|
6379
|
-
|
9922
|
-
|
3189
|
-
|
6733
|
-
|
10277
|
-
|
3544
|
-
|
7087
|
-
|
10631
|
1 daur tahun
hijriyah = 30 tahun = 10631 hari.
Untuk mengetahui
tahun tertentu Kabisat atau Basithah maka bilangan tahun dibagi 30,
dan sisanya apabila bersesuaian dengan angka-angka seperti tersebut
di poin c. maka tahun tersebut adalah Kabisat dan jika tidak sesuai
maka tahun Basithah.
Menghitung Hari dan Pasaran
Tentukan tahun yang akan dihitung
Hitung tahun tam (utuh), yakni
tahun yang bersangkutan dikurangi 1 (satu).
Hitung berapa daur
selama tahun tam tersebut, dan berapa tahun sisa kelebihannya.
Hitung berapa hari
selama daur yang ada, yakni daur x 10631 hari
Hitung
berapa hari selama tahun sisa kelebihan.
Jumlahkan hari-hari
tersebut dan tambahkan 1 hari (tanggal 1 Muharram)
Jumlah
hari kemudian dibagi 7 (tujuh), selebihnya dihitung mulai Jum’at.
Yakni 1 = Jumat, 2 = Sabtu, 3 = Ahad, 4 = Senin, 5 =
Selasa, 6 = Rabu, 7 atau 0 = Kamis
Jumlah
hari kemudian dibagi 5 (lima), selebihnya dihitung mulai pasaran
Legi. Yakni 1 = Legi, 2 = Pahing, 3 = Pon, 4 = Wage, 5
atau 0 = Kliwon.
Sisa
|
Hari
|
Pasaran
|
0
|
Kamis
|
Kliwon
|
1
|
Jumat
|
Legi
|
2
|
Sabtu
|
Pahing
|
3
|
Ahad
|
Pon
|
4
|
Senin
|
Wage
|
5
|
Selasa
|
Kliwon
|
6
|
Rabu
|
|
7
|
Kamis
|
|
Contoh :
Tanggal 1 Muharram
1432 H.
Tahun tam = 1432
– 1 = 1431
1431 / 30 = 47
daur, lebih 21 tahun (angka pecahan dikalikan 30)
1
Muharram 1432 H. = 47 daur + 21 tahun + 1 hari
47
daur = 47 x 10631 hari = 499.657 hari
20
tahun = 21 x 354 hari + 8 = 7.442 hari
(7
Kabisat)
1
hari = 1 hari +
Jumlah
= 507.100 hari
507.100:
7 = 72.442, lebih 6 (angka pecahan dikalikan 7) = Rabu
507.100:
5 = 101.420, lebih 0 = Kliwon
Jadi
tanggal 1 Muharram 1432 H. jatuh pada hari Rabu Kliwon
Rincian dan jumlah
hari dalam Kalender Masehi
Umur
bulan dalam setiap tahun adalah sebagaimana tabel berikut:
-
Urut
|
Hijriyah
|
Umur
bulan
|
Jumlah Hari
|
1
|
Muharram
|
30
|
30
|
2
|
Shafar
|
29
|
59
|
3
|
Rabi'ul Awal
|
30
|
89
|
4
|
Rabi'ul Akhir
|
29
|
118
|
5
|
Jumadil Ula
|
30
|
148
|
6
|
Jumadil Akhir
|
29
|
177
|
7
|
Rajab
|
30
|
207
|
8
|
Sya'ban
|
29
|
236
|
9
|
Ramadhan
|
30
|
266
|
10
|
Syawwal
|
29
|
295
|
11
|
Dzul Qa'dah
|
30
|
325
|
12
|
Dzul Hijjah
|
29/30
|
354/355
|
BAGIAN II
KONVERSI
ANTAR KALENDER MASEHI DAN HIJRIYAH
1.
Memindahkan Tahun Masehi ke
Tahun Hijriyah
Penanggalan atau kalender
Masehi dapat diketahui persamaan kalender Hijriyahnya dengan
cara-cara sebagai berikut :
Tanggal, bulan dan
tahun Masehi dijadikan bilangan atau jumlah hari.
Bulan dan tahun
Masehi masing-masing dikurangi satu (jadikan bulan dan tahun tam,
bukan tahun dan bulan berjalan)
Misalnya tanggal 5
Februari 1966 M, maka dirubah menjadi bulan Januari 1965, sedangkan
tanggalnya tetap.
Tahun Tam (utuh)
dibagi 4, hasilnya dikalikan 1461 hari. Jika terdapat sisa hasil
pembagian, sisa tersebut dikalikan 365 hari.
Bilangan bulan dan
tanggal dijadikan bilangan hari sesuai dengan umur bulan masehi.
Jumlah hari kemudian
dikurangi selisih tahun masehi dengan tahun Hijriyah yaitu 227.015
hari dan anggaran Gregorius 13 hari (pengurangan sebanyak 13 hari
ini berlangsung sampai tahun 2099) sehingga jumlahnya 2277.015 + 13
hari = 227.028 hari.
Hasil pegurangan poin
2 adalah jumlah hari yang telah dilalui sejak awal Hijriyah sampai
dengan tanggal, bulan dan tahun Masehi yang dikonversi. Oleh karena
itu dapat dipindahkan menjadi tanggal, bulan dan tahun Hijriyah
dengan cara-cara sebagai berikut :
Hasil poin 2
dibagi 10.361 hari kemudian hasilnya dikalikan 30 tahun, jika
terdapat sisa maka sisa tersebut dikalikan dengan 354 hari.
Sisa hasil bagi 354 hari
dijadikan bulan dan hari (perhatikan berapa kali tahun kabisatnya)
Contoh perhitungan
memindah kalender Masehi menjadi kalender Hijriyah :
1. Tanggal 15 Juli 622 M
bertepatan dengan tanggal, bulan dan tahun Hijriyah berapa?
621 tahun + 6 bulan + 15
hari.
621 / 4 = 155 daur + 1
tahun + 6 bulan + 15 hari
155 daur = 155 x 1461 =
226.455 hari
1 tahun = 1 x 365 =
365 hari
6 bulan = 181
hari
15 hari =
15 hari +
Jumlah = 227.016
hari
Anggaran Gregorius
XIII = 13 hari+
Jumlah hari 1 s/d 15
Juli 622 M. = 227.029 hari
(sebagai konversi tetap
tahun Masehi ke tahun Hijriyah atau sebaliknya)
2. Tanggal 17 Agustus 1945
M, bertepatan dengan tanggal, bulan dan tahun Hijriyah berapa?
Tanggal 17 Agustus 1945 M.
Tahun tam = 1945– 1 = 1944
1944 : 4 = 486
siklus, sisa 0 tahun.
17 Agustus 1945 =
486 siklus + 0 tahun +7 bulan+17 hari
486 daur/siklus= 486
x 1461 = 710.046 hari
7 bulan = 212
hari
17 hari =
17 hari +
Jumlah
= 710.275 hari
Selisih tetap M –
H. = 227.029 hari -
Selisih hari sejak 1
Hijriyah = 483.246
hari
Mencari hari dan pasaran
tahun Hijriyah :
483.246 / 7 =
69.035 sisa 1 = Jum’at
483.246 / 5 =
96.649 sisa 1 = Legi
483.246 / 10.631 =
45 daur + 4851 hari
45 daur 45 x 30 + 13
tahun = 1363 tahun
4851 hari =4851 /
354 = 13 tahun + 244 hari (angka pecahan dikalikan 354= 249 – 5
(jumlah tahun kabisat selama 13 th) = 244)
250 hari 8 bulan
+ 8 hari
8 hari + 8 bulan +
1363 tahun = 8 – 9 – 1364
Dengan demikian
tanggal 17 Agustus 1945 M. bertepatan dengan hari Jumat Legi, 8
Ramadhan 1364 H.
2. Memindahkan Tahun
Hijriyah ke Tahun Masehi
Cara pertama :
Cara konversi model
ini populer di Indonesia dan dijadikan materi diklat pada umumnya.
Untuk melakukan konversi tahun Hijriyah
dengan tahun Masehi, maka perlu diketahui :
Koreksi tetap tahun
Masehi dengan Hijriyah dihitung dari tanggal 1 Januari awal Masehi
sampai dengan 15 Juli 622 M.
Dasar
perhitungan tahun Masehi berpedoman pada peredaran bumi mengelilingi
matahari yang memerlukan waktu 365.2425 hari. Tetapi dalam
prakteknya sebelum tanggal 4 Oktober 1582 M dihitung 365.25 hari.
Ada tambahan tahun Masehi 10 hari
oleh Paus Gregorius XIII atas saran ahli astronomi masa itu, yaitu
keesokan hari setelah tanggal 4 Oktober 1852 M dimajukan 10 hari
sehingga besuknya dihitung hari Jum’at 15 Oktober 1852 M. bukan
hari Jum’at 5 Oktober 1852 M. Dan pada setiap bilangan tahun abad
penuh yang tidak habis dibagi 400 tetap disebut basithah (tahun
pendek), maka untuk tahun 1700, 1800, 1900 adalah tahun basithah.
Dengan demikian secara keseluruhan koreksi tetap anggaran Gregorius
XIII sebanyak 13 hari.
Satu unit perhitungan disebut satu
daur / siklus tahun Masehi adalah 4 tahun, dengan perincian tahun
basithah masing-masing berumur 365 hari dan 1 tahun kabisat (tahun
panjang) berumur 366 hari untuk bulan Februari berumur 29 hari.
Dengan demikian dapat diketahui satu daur tahun Masehi = 3 tahun x
365 hari + 1 tahun x 366 hari = 1461 hari, atau 4 x 1461 + 1 = 1461
hari
Penempatan kabisat tahun Masehi
diletakkan pada bilangan tahun yang habis dibagi 4, sedang bilangan
tahun yang tidak habis dibagi 4 adalah tahun basithah.
Selisih tetap tahun Masehi dengan
Hijriyah atau 1 Januari awal Masehi s/d 15 Juli 622 M (1 Muharram
awal Hijriyah) ditambah 13 hari = 227.028 hari
Contoh Perhitungan :
Tanggal 11
Dzulhijjah 1427 H
bertepatan pada tanggal, bulan dan tahun berapa dalam penanggalan
Masehi
Tahun Tam = 1427 – 1 = 1426
1426
/ 30 = 47 Daur,
lebih 16 tahun
11 Dzulhijjah 1427 = 47
Daur,
lebih 16 tahun, lebih 11
bulan, lebih 11 hari
47 daur
= 47 x 10.631 hari = 499.657 hari
16
tahun = (16
x 354) + 6 (selama 16
th ada 6 th kabisat)
? =
5.670
hari
11
bulan =
(30x6) + (29x5)
lihat tabel
? =
325
hari
11
hari =
11
hari +
Jumlah
= 505.663
hari
Jumlah
=
732.692
hari
505.663
/7 = 72.237, lebih 4 = Senin
505.663
/5 = 101.132, lebih 3 = Pon
732.692
/ 1.461 = 501
daur
lebih 731 hari
501 daur
= 501 x 4 = 2004
731 hari
= 731/365 = 2 tahun lebih 1
hari
1 hari =
masuk tgl 1 bulan januari
waktu yang dilewati
menurut penanggalan Masehi adl
2006 tahun (2004 + 2) lebih1 hari.
jadi tanggal 11
Dzulhijjah 1427 H bertepatan dengan hari Senin
Pon tanggal 1
Januari 2007.
Cara kedua :
Konversi hanya Tahun saja
:
Thn
Masehi (Gregorian) = Thn Hijri x 0,97 + 622;
diambil bilangan bulatnya.
Thn
Hijri = (Thn Masehi – 622) / 0,97;
diambil bilangan bulatnya.
Contoh :
Untuk mengetahui tahun
Hijri dari tahun 2010 M adalah : 2010 x 0,97 + 622 = 1431 H
Untuk mengetahui tahun
Masehi dari tahun 1431 H adalah : (1431 – 622) / 0,97 = 2010 H
Atau formula yang lain :
Tahun
Masehi = 32/33 Tahun Hijri + 622
Tahun
Hijri = 33/32 ( Tahun Masehi – 622 )
Formula Excel :
Wallahu a’lam…
Sumber berkaitan :
*)
Disampaikan pada Diklat Falak Ponpes. Al-Hidayah, Ketegan
Tanggulanginn Sidoarjo, 26- 27 dan 29-30 Desember 2010