WELCOME TO THE
WORLD OF
THE ANTS!
SELAMAT DATANG
DI DUNIA SEMUT
They
said 'Glory be to You!
We
have no knowledge except what You have taught us. You are the All-Knowing, the
All-Wise.'
(Surat
al-Baqarah: 32)
Mereka menjawab: ”Maha Suci Engkau,
Tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan
kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.”
(QS. Al-Baqarah, 2:32)
ALSO BY HARUN YAHYA
OLEH HARUN YAHYA
ISBN 81-7898-010-X
First published May 2001
Goodword Books, 2001
Distributed by
Al-Risala
The Islamic Centre
1, Nizamuddin West Market, New Delhi 110 013
Tel. 462 5454, 461 1128 Fax. 469 7333, 464 7980
e-mail:skhan@vsnl.com
http:/ /www.alrisala.org
www.harunyahya.org
Distributed in U.S.A. by
The Bestsellers Crescent Books
61-38, 168 St. P.O. Box: 650654 2221 Peachtree Road,
Fresh Meadows, NY 11365-00654 Suite D109, Atlanta, GA 30309
Tel. 718-359 4861 Tel. 770-662 6970
Fax. 718-359 4446 Fax. 404-351 2832
e-mail: akhan72252@aol.com
Distributed in U.K. and Europe by
IPCI:Islamic Vision Alif International
481, Coventry Road, 109 Kings Avenua, Watford,
Birmingham B10 OJS Hertfordshire WDI 7SB
Tel. 0121-773 0137 Tel. 01923-240 844
Fax. 0121-766 8577 Fax. 01923-237 722
e-mail:info@ipci-iv.co.uk
e-mail: bandali@alif.co.uk
Distributed in U.A.E. by
Dubai Library Distributors Al Patra Bookshop
P.O. Box 1526 P.O. Box 21235
Dubai Sharjah
Tel. 04-211949 Tel. 06-353499
Fax. 04-225137 Fax. 06-352795
e-mail: salabbai@emirates.net.ae
About The Author
TENTANG PENULIS
The author, who writes under the
pen-name HARUN YAHYA, was born in Ankara in 1956. He studied arts at Istanbul's
Mimar Sinan University and philosophy at Istanbul University. Since the 1980s,
the author has published many books on political, faith-related and scientific
issues. Harun Yahya is well-known as an author who has written very important
works disclosing the forgery of evolutionists, the invalidity of their claims
and the dark liaisons between Darwinism and
bloody ideologies.
Penulis, yang menggunakan
nama pena HARUN YAHYA, lahir di Ankara pada tahun 1956. Beliau belajar seni
rupa pada Universitas Mimar Sinan, Istanbul dan filsafat di Universitas
Istanbul. Sejak tahun 1980an, penulis telah menerbitkan banyak buku yang
membahas masalah politik, agama, dan ilmu pengetahuan. Harun Yahya dikenal
sebagai penulis yang telah menghasilkan karya-karya sangat penting yang
mengungkap kebohongan para evolusionis, ketidakabsahan klaim mereka dan
hubungan gelap antara Darwinisme dengan berbagai ideologi berdarah.
His pen-name is made up of the names
"Harun" (Aaron) and "Yahya" (John), in memory of the two
esteemed prophets who fought against lack of faith. The Prophet’s seal on the
cover of the author’s books has a symbolic meaning linked to the their
contents. This seal represents the Qur'an as the last Book by God and the last
word of Him and our Prophet, the last of all the prophets. Under the guidance
of the Qur'an and Sunnah, the author makes it his main goal to disprove each
one of the fundamental tenets of disbelieving ideologies and to say the
"last word", so as to completely silence the objections raised
against religion. The seal of the Prophet, who attained ultimate wisdom and
moral perfection, is used as a sign of his intention of saying this last word.
Nama pena beliau tersusun atas nama “Harun” dan “Yahya”, untuk
mengenang dua Nabi mulia yang berjuang melawan redupnya cahaya keimanan.
Stempel Nabi Muhammad pada sampul depan buku-buku karya penulis memiliki makna
simbolis yang berkaitan dengan isi buku tersebut. Stempel ini bermakna:
Alqur'an sebagai Kitab dan Kalam Allah yang terakhir, dan Nabi Muhammad sebagai
penutup para Nabi. Berpedomankan Alqur'an dan As-Sunnah, penulis bertujuan
utama untuk membuktikan kepalsuan seluruh ajaran pokok ideologi-ideologi
anti-agama dan untuk menyampaikan “Kalam Allah yang terakhir”, sehingga
menjadikan semua sanggahan terhadap agama tak berdaya sama sekali. Stempel Nabi
Muhammad, sosok yang memiliki hikmah agung dan kesempurnaan akhlaq, digunakan
sebagai tanda niatan dalam menyampaikan Kalam Yang Terakhir ini.
All these works by the author centre around one goal: to
convey the message of the Qur'an to people and thus to encourage them to think
about basic faith-related issues, such as the existence of God, His unity and
the hereafter, and to remind them of some important issues.
Seluruh karya penulis ini mengarah pada satu tujuan: untuk
menyampaikan pesan Alqur'an kepada masyarakat dan mengajak mereka untuk
berpikir mengenai hal-hal paling mendasar tentang keimanan, seperti keberadaan
Allah, ke-Esaan-Nya dan Hari Kemudian, dan mengingatkan mereka akan sejumlah
masalah penting lainnya.
Harun Yahya enjoys a wide readership in many countries
such as Inia, America, England, Indonesia, Poland, Bosnia, Spain and Brazil.
His books have been translated into many languages, and English, French,
German, Italian, Portuguese, Urdu, Arabic, Albanian, Russian, Serbo-Croat
(Bosnian), Uygur Turkish, and Indonesian versions are available.
Karya-karya Harun Yahya
telah diterima baik secara luas di banyak negara seperti India, Amerika,
Inggris, Indonesia, Polandia, Bosnia, Spanyol, dan Brasil. Buku-bukunya telah
diterjemahkan ke berbagai bahasa seperti Inggris, Perancis, Jerman, Italia,
Portugis, Urdu, Arab, Albania, Rusia, Serbo-Kroasia (Bosnia), Turki Uygur dan
Indonesia.
Greatly appreciated all around the world, these works
have been instrumental in many people putting their faith in God and in many others
gaining a deeper insight into their faith. The wisdom, and the sincere and
easy-to-understand style employed give these books a distinct touch which
directly strikes any one who reads or examines them. Immune to objections,
these works are characterised by their features of rapid effectiveness,
definite results and irrefutability. The explanations provided in the books are
undeniable, explicit and sincere, and enrich the reader with definitive
answers. It is unlikely that those who read these books and give a serious
thought to them can any longer sincerely advocate the materialistic philosophy,
atheism and any other perverted ideology or philosophy. Even if they continue
to advocate, this proves to be only a sentimental insistence since these books
refute these ideologies from their very basis. All contemporary movements of
denial are ideologically defeated today, thanks to the collection of books
written by Harun Yahya.
Selain mendapatkan
penghargaan yang tinggi di seluruh dunia, karya-karya ini telah membantu banyak
orang dalam menghantarkan keimanan mereka kepada Allah dan pada sebagian lagi
lebih meningkatkan keimanan mereka. Kearifan, ketulusan dan gaya penulisannya
yang mudah dipahami menjadikan buku-buku tersebut memiliki sentuhan khas yang secara
langsung menjadikannya menarik bagi siapapun yang membaca atau mencermatinya.
Tidak saja bebas dari hal-hal yang meragukan, karya-karya ini juga memiliki
kekhasan dalam pengaruhnya yang cepat, hasilnya yang pasti dan isinya yang tak
terbantahkan. Sungguh sulit bagi mereka yang telah membaca buku-buku ini dan
merenungkannya secara mendalam untuk tetap mendukung filsafat materialistik,
atheisme dan ideologi ataupun filsafat menyesatkan lainnya. Jika mereka tetap
mempertahankan ideologi-ideologi tersebut, ini justru membuktikan bahwa hal
tersebut hanyalah keyakinan buta dan emosional karena buku-buku ini telah
mencabut kepalsuan berbagai ideologi tersebut dari akarnya. Seluruh pergerakan
yang mengingkari keberadaan Allah di abad ini, kini telah terkalahkan secara
ideologi, syukur kehadirat Allah SWT atas hadirnya kumpulan buku yang ditulis
oleh Harun Yahya.
There is no doubt that these features result from the
wisdom and lucidity endowed them by God. The author certainly does not feel
proud of himself; he merely intends to serve as a means in one’s search for
God's right path. Furthermore, the author makes no material gains from his
books. Neither the writer, nor those who are instrumental in publishing and
making these books accessible to the reader, make any material gains. They
merely serve to earn the good pleasure of God.
Tak ada keraguan lagi
bahwa segala kelebihan ini adalah hasil dari hikmah dan penyampaian yang mudah
dimengerti yang merupakan karunia Allah pada buku-buku tersebut. Penulis sudah
barang tentu tidak merasa bangga dengan dirinya, beliau hanyalah sebagai sarana
bagi seseorang dalam pencariannya menuju ke jalan Allah. Di samping itu,
penulis tidak mengambil keuntungan materi dari buku-bukunya. Baik penulis
maupun pihak-pihak yang sangat berperan dalam penerbitan dan menjadikan
buku-buku tersebut dapat dinikmati oleh para pembaca, sama sekali tidak
mendapatkan keuntungan materi. Mereka melakukannya hanya dalam rangka
mengharapkan ridha Allah SWT.
Considering these facts, those who encourage
people to read these books, which open the "eyes" of the heart and
guide them in becoming more devoted servants of God, render an invaluable
service.
Dengan mempertimbangkan hal ini, siapapun yang mengajak
orang-orang untuk membaca buku-buku ini, yang membuka ”mata” hati dan
membimbing mereka agar menjadi hamba yang lebih bertakwa kepada Allah SWT,
telah melakukan amal kebaikan yang tak ternilai.
Meanwhile, it would just be a waste of time and energy to
propagate books which create confusion in people's minds, lead people into
ideological chaos, and which clearly have no strong and precise effects in
removing the doubts in peoples’ hearts. It is apparent that it is impossible
for books devised to put the stress on author’s literary power rather than the noble
goal of saving people from loss of faith, to have such a great effect. Those
who doubt this can readily see that the sole aim of Harun Yahya's books is to
overcome disbelief and to disseminate the moral values of the Qur'an. The
success, impact and sincerity this service has rendered are manifest in the
reader’s conviction.
Sementara itu, adalah
pemborosan waktu dan tenaga untuk menyebarluaskan buku-buku yang hanya
menimbulkan kebingungan dalam pikiran masyarakat, menyebabkan masyarakat
terjerumus dalam kekacauan ideologis, dan yang nyata-nyata tidak memiliki
pengaruh kuat dan pasti dalam menghilangkan kebimbangan dalam hati manusia.
Jelas mustahil bagi buku-buku yang lebih menekankan pada kelebihan penulis,
daripada tujuan mulia dalam menyelamatkan manusia dari jurang kekufuran, untuk
memiliki pengaruh yang sedemikian besar. Siapapun yang meragukan hal ini dapat
segera memahami bahwa tujuan satu-satunya dari buku-buku Harun Yahya adalah
untuk berdakwah mengatasi bahaya kekufuran dan menyebarluaskan nilai-nilai
akhlaq Al-Quran. Keberhasilan, pengaruh kuat, dan keikhlasan yang dihasilkan
melalui usaha ini adalah wujud dari keyakinan para pembacanya.
One point needs to be kept in mind: The main reason for the
continuing cruelty and conflict, and all the ordeals Muslims undergo is the
ideological prevalence of lack of religion. These things can only come to an
end with the ideological defeat of lack of faith and by ensuring that everybody
knows about the wonders of creation and Qur'anic morality, so that people can
live by it. Considering the state of the world today, which forces people into
the downward spiral of violence, corruption and conflict, it is clear that this
service has to be provided more speedily and effectively. Otherwise, it may be
too late.
Satu hal yang harus
diingat: Penyebab utama terjadinya kebiadaban dan pertikaian, dan semua
kesengsaraan yang dialami oleh kaum Muslimin tanpa henti adalah jauhnya
sebagian besar masyarakat dari agama. Hal ini hanya akan berakhir dengan
mengatasi hal tersebut dan dengan mengarahkan masyarakat agar memahami
keajaiban penciptaan dan akhlaq Qur’ani, sehingga manusia dapat hidup
dengannya. Dengan melihat kenyataan dunia saat ini, yang mengarahkan manusia
terjerumus ke dalam jurang kekerasan, kerusakan, dan pertikaian, maka sudah
jelas bahwa usaha dakwah ini harus segera dilakukan dengan lebih cepat dan
efektif. Kalau tidak, maka boleh jadi akan sangat terlambat.
It is no exaggeration to say that the Harun Yahya series have
assumed this leading role. By the Will of God, these books will be the means
through which people in the 21st century will attain the peace and bliss,
justice and happiness promised in the Qur'an.
Tidaklah berlebihan untuk
mengatakan bahwa seri Harun Yahya telah memegang peranan penting dalam hal ini.
Dengan izin Allah, buku-buku ini akan menjadi sarana yang dengannya masyarakat
abad ke-21 akan mendapatkan kedamaian dan keberkahan, keadilan dan kebahagiaan
sebagaimana dijanjikan dalam Al-Quran.
The works of the author include The Disasters Darwinism Brought to
Humanity, Communism in Ambush, The Bloody Ideology of Darwinism:Fascism, The
'Secret Hand' in Bosnia, The Holocaust Hoax, Behind the Scenes of Terrorism,
Israel's Kurdish Card, A Weapon of Satan:Romantism, Solution: The Morals of the
Qur'an, The Evolution Deceit, Perished Nations, For Men of Understanding, The
Prophet Musa, The Prophet Yusuf, The Golden Age, Allah's Artistry in Colour,
Glory is Everywhere, The Truth of the Life of This World, Knowing the Truth,
The Dark Magic of Darwinism, The Religion of Darwinism, The Qur'an Leads the
Way to Science, The Real Origin of Life, The Consciousness of the Cell, The
Creation of the Universe, Miracles of the Qur'an, The Design in Nature,
Self-Sacrifice and Intelligent Behaviour Models in Animals, The End of
Darwinism, Deep Thinking, Never Plead Ignorance, A String of Miracles, The
Western World Turns to God.
Karya-karya penulis
meliputi The Disasters Darwinism Brought to Humanity, Communism in Ambush, The
Bloody Ideology of Darwinism:Fascism, The 'Secret Hand' in Bosnia, The
Holocaust Hoax, Behind the Scenes of Terrorism, Israel's Kurdish Card, A Weapon
of Satan:Romantism, Solution: The Morals of the Qur'an, The Evolution Deceit
(telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Keruntuhan Teori
Evolusi), Perished Nations, For Men of Understanding, The Prophet Musa, The
Prophet Yusuf, The Golden Age, Allah's Artistry in Colour, Glory is Everywhere,
The Truth of the Life of This World, Knowing the Truth, The Dark Magic of
Darwinism, The Religion of Darwinism, The Qur'an Leads the Way to Science, The
Real Origin of Life, The Consciousness of the Cell, The Creation of the
Universe, Miracles of the Qur'an, The Design in Nature, Self-Sacrifice and
Intelligent Behaviour Models in Animals, The End of Darwinism, Deep Thinking
(telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Bagaimana Seorang
Muslim Berpikir?), Never Plead Ignorance, A String of Miracles, The Western
World Turns to God.
Among his children books are Children Darwin Was Lying!, The World
of Animals, Honeybees Which Build Amazing Honeycombs, Our Little Friends: The
World of Ants
Diantara buku-buku seri
anak yang beliau tulis adalah: Children Darwin Was Lying!, The World of
Animals, Honeybees Which Build Amazing Honeycombs, Our Little Friends : The
World of Ants.
The author's other works on Quranic topics include: Devoted to Allah,
Abandoning the Society of Ignorance, Paradise, Knowledge of the Qur'an, Qur'an
Index, Emigrating for the Cause of Allah, The Character of Hypocrites in the
Qur'an, The Secrets of the Hypocrite, The Names of Allah, Communicating the
Message and Disputing in the Qur'an, Answers from the Qur'an, Death
Resurrection Hell, The Struggle of the Messengers, The Avowed Enemy of Man:
Satan, Idolatry, The Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer
in the Qur'an, The Importance of Conscience in the Qur'an, The Day of
Resurrection, Never Forget, Disregarded Judgements of the Qur'an, Human
Characters in the Society of Ignorance, The Importance of Patience in the
Qur'an, General Information from the Qur'an, The Mature Faith, Before You
Regret, Our Messengers Say, The Mercy of Believers, The Fear of Allah, The
Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will Come, Beauties Presented by the Qur'an
for Life, Bouquet of the Beauties of Allah 1-2-3-4, The Iniquity Called
"Mockery", The Secret of the Test, The True Wisdom According to the
Qur'an, The Struggle with the Religion of Irreligion, The School of Yusuf, The
Alliance of the Good, Slanders Spread Against Muslims Throughout History, The
Importance of Following the Good Word, Why Do You Deceive Yourself?, Islam: The
Religion of Ease, Enthusiasm and Vigor in the Qur'an, Seeing Good in
Everything, How does the Unwise Interpret the Qur'an?, Some Secrets of the
Qur'an, The Courage of Believers, Being Hopeful in the Qur'an, Justice and
Tolerance in the Qur'an, Basic Tenets of Islam.
Buku-buku lain karya
penulis yang bertemakan Al-Qur’an meliputi : Devoted to Allah, Abandoning the
Society of Ignorance, Paradise, Knowledge of the Qur'an, Qur'an Index,
Emigrating for the Cause of Allah, The Character of Hypocrites in the Qur'an,
The Secrets of the Hypocrite, The Names of Allah, Communicating the Message and
Disputing in the Qur'an, Answers from the Qur'an, Death Resurrection Hell, The
Struggle of the Messengers, The Avowed Enemy of Man: Satan, Idolatry, The
Religion of the Ignorant, The Arrogance of Satan, Prayer in the Qur'an, The
Importance of Conscience in the Qur'an, The Day of Resurrection, Never Forget,
Disregarded Judgements of the Qur'an, Human Characters in the Society of
Ignorance, The Importance of Patience in the Qur'an, General Information from
the Qur'an, The Mature Faith, Before You Regret, Our Messengers Say, The Mercy
of Believers, The Fear of Allah, The Nightmare of Disbelief, Prophet Isa Will
Come, Beauties Presented by the Qur'an for Life, Bouquet of the Beauties of
Allah 1-2-3-4, The Iniquity Called "Mockery", The Secret of the Test,
The True Wisdom According to the Qur'an, The Struggle with the Religion of
Irreligion, The School of Yusuf, The Alliance of the Good, Slanders Spread
Against Muslims Throughout History, The Importance of Following the Good Word,
Why Do You Deceive Yourself?, Islam: The Religion of Ease, Enthusiasm and Vigor
in the Qur'an, Seeing Good in Everything, How does the Unwise Interpret the
Qur'an?, Some Secrets of the Qur'an, The Courage of Believers, Being Hopeful in
the Qur'an, Justice and Tolerance in the Qur'an, Basic Tenets of Islam.
WELCOME TO THE WORLD OF THE ANTS!
SELAMAT DATANG DI DUNIA SEMUT!
On his way to school every day,
Omar walks over to the garden of the house across the street and waits there
for a while. A very special friend of his lives in this garden. No one knows
this friend, but Omar loves him a lot. Omar never forgets to visit his friend,
and enjoys their friendship a lot. After all, he has a friend who is more
intelligent than anyone else. Despite being very small in size, his friend can
do many important things. He is also very hard-working. He does all of his jobs
very well and at the proper time, just as if he was a soldier in an army.
Although he does not go to school like Omar, he successfully carries out the
many tasks which he needs to do in his life.
Dalam
perjalanannya ke sekolah setiap hari, Umar berjalan melewati halaman rumah di
seberang jalan dan menunggu di sana untuk beberapa saat. Temannya yang sangat
baik tinggal di dalam taman ini. Tak seorangpun tahu siapakah teman ini, tetapi
Umar sangat menyayanginya. Umar tidak pernah lupa untuk mengunjungi temannya,
dan sangat senang bersahabat dengannya. Lagi pula, temannya ini lebih pandai
dari siapapun juga. Meskipun tubuhnya sangat kecil, teman Umar ini mampu
melakukan berbagai pekerjaan penting. Ia juga sangat rajin bekerja. Ia
melakukan seluruh pekerjaannya dengan sangat baik dan tepat waktu, seolah-olah
ia adalah seorang prajurit dalam angkatan bersenjata. Kendatipun ia tidak
bersekolah sebagaimana Umar, ia mampu melakukan berbagai macam
kewajiban-kewajiban yang harus ia lakukan dalam hidupnya.
You are wondering who this
little friend is, aren’t you?
Tentunya engkau
bertanya-tanya, siapakah teman mungil ini?
Omar’s secret friend is a
little ant, who can do many wonderful things.
Teman rahasia Umar adalah
seekor semut kecil, yang dapat melakukan berbagai pekerjaan yang menakjubkan.
You may never have heard how skilful and intelligent ants are.
Some of you may even think of them as simple insects that wander around all day
without doing anything. But those of you who think like that are mistaken, because
ants, just like many other living things, also have a life of their own.
Engkau mungkin belum
pernah mendengar betapa terampil dan pandainya semut-semut itu. Beberapa di
antara kamu bahkan mungkin menganggap mereka sebagai serangga-serangga
sederhana yang berkeliaran sepanjang hari tanpa melakukan pekerjaan apapun.
Akan tetapi jika ada di antara kalian yang beranggapan demikian, maka kalian
telah keliru. Sebab semut, seperti halnya makhluk hidup yang lain, juga
memiliki cara hidupnya sendiri.
Omar has the chance to learn
about the details of this life from his friend. This is one of the reasons why
he never fails to visit his friend and enjoys his chats with him so much.
Umar berkesempatan untuk
mempelajari seluk-beluk kehidupan semut dari temannya, sang semut. Inilah yang
menyebabkan mengapa Umar tidak pernah lupa mengunjungi temannya dan sangat
senang bercakap-cakap dengannya.
Omar is very amazed by the things he learns from his friend about
the world of the ants. He wants to share everything he learns about his little
friend’s talents, intelligence and all his other superior traits with other
people.
Umar sangat takjub dengan hal-hal yang ia
pelajari dari temannya tentang dunia semut. Dia ingin berbagi segalanya yang ia
pelajari dengan orang lain tentang ketrampilan, kepandaian dan semua kemampuan
luar biasa yang dimiliki teman kecilnya itu.
What, then, makes Omar so excited? Why is he so fascinated by the
world of ants? You must be wondering why. So just continue reading...
Lalu, apakah yang membuat
Umar begitu gembira? Mengapa ia begitu terpesona dengan dunia semut? Engkau
pasti bertanya-tanya mengapa. Kalau begitu, teruslah membaca...............
Ants have more of their own kind in this world than most other
living creatures. For every 700 million ants that come into this world, there
are only 40 new-born human beings. In other words, the number of ants in the
world is way above the number of human beings.
Semut memiliki jumlah
yang jauh lebih banyak dari kebanyakan makhluk hidup lain di dunia ini. Untuk
setiap 700 juta semut yang lahir di dunia ini, hanya ada 40 bayi manusia baru.
Dengan kata lain, jumlah semut di dunia lebih banyak dibandingkan jumlah
manusia.
Ant families are also very big. For instance, you probably have a
family of 4-5 people. In an ant family, however, there are sometimes millions
of ants. Now think for a minute: if you had millions of brothers and sisters,
would you be able to live in a single house? Surely not!
Keluarga semut juga
sangat besar. Sebagai contoh, engkau mungkin mempunyai keluarga beranggotakan
4-5 orang. Sebaliknya, dalam satu keluarga semut, kadang terdapat jutaan semut.
Sekarang coba pikirkan barang sejenak: jika engkau memiliki kakak dan adik
laki-laki ataupun perempuan dengan jumlah jutaan, dapatkah kalian hidup dalam
satu rumah? Tentu saja tidak!
The astonishing features of ants do not end here. Despite the fact
that millions of them live together, they have no problems with each other, no
mix-ups and no disorder. They live an extremely well planned life with everyone
obeying the rules.
Keistimewaan semut tidak
hanya sebatas ini. Meskipun mereka yang berjumlah jutaan ini hidup
bersama-sama, mereka tidak mempunyai masalah antara satu dengan yang lainnya,
tidak ada kekacauan dan tidak terjadi keonaran. Mereka hidup dalam masyarakat
yang sangat teratur rapi, dan setiap orang mematuhi peraturan-peraturan yang
ada.
Some ant families do tailoring, others grow their own food like
farmers, and yet others run small farms where they raise some smaller animals.
In the same way as human beings breed cows and use their milk, ants breed small
plant lice (aphids) and use their milk.
Beberapa keluarga semut
melakukan pekerjaan layaknya tukang jahit, sebagian yang lain bercocok tanam
seperti petani, dan bahkan sebagian lagi ada yang memiliki
peternakan-peternakan kecil dimana mereka memelihara beberapa binatang yang
lebih kecil. Sebagaimana manusia yang mengembangbiakkan sapi dan mengambil
susunya, semut juga beternak kutu tanaman kecil (afid) dan memanfaatkan
susunya.
Now let’s see what Omar
has to say about the world of ants:
Sekarang marilah kita
dengarkan kisah Umar tentang dunia semut.
Omar: I first noticed him when I saw his tiny head emerging
from the earth. His head attracted my attention, as it was a bit bigger than
his body. I wondered why his head was like that and started to watch this tiny
friend of mine. The big head on his little body was helping him serve as a
guard at the entrance of the nest. Do you want to know ‘how?’ He was checking
whether the ants that attempted to enter the nest belonged to his own family or
not, and did not let them in if they were strangers.
Umar: Aku pertama kali bertemu
dengannya ketika aku melihat kepalanya yang mungil muncul dari dalam tanah.
Kepalanya menarik perhatianku, sebab ukurannya sedikit lebih besar daripada
tubuhnya. Aku heran mengapa kepalanya sebesar itu dan mulai mengamati temanku
yang mungil ini. Kepala besar pada tubuhnya yang mungil membantu dalam tugasnya
sebagai penjaga di pintu masuk sarangnya. Apakah kalian ingin tahu ‘bagaimana’
caranya? Ia melakukannya dengan memeriksa apakah semut-semut yang memasuki
sarangnya termasuk anggota keluarganya atau bukan, dan tidak mengizinkannya
masuk jika bukan termasuk keluarganya.
Soon after seeing him, I met him and asked him to tell me what was
happening inside. My little friend understood my curiosity, and started to tell
me about it. What I was wondering most was how the ants with big heads
recognised their nest-mates and let them in.
Segera setelah melihatnya, aku
menemuinya dan bertanya apa yang sedang terjadi di dalam sarang. Temanku yang
mungil mengerti rasa ingin tahuku, dan mulai bercerita kepadaku. Yang paling
membuatku penasaran adalah bagaimana semut-semut berkepala besar mengenali
teman-teman serumah mereka dan membiarkannya masuk ke sarang.
The Ant: Omar, let me first tell you that we call our
families a ‘colony.’ In other words, we live in communities called colonies. An
ant can easily tell whether another ant belongs to its own colony or not. He
does it by touching the other ant’s body with his antenna, (thin little rods
coming out of the top of his head) which helps him to distinguish strangers,
thanks to the ‘colony scent’ they have. If the ant is a stranger, then we
cannot let him into our home. Moreover, we may even have to use force to send
him away.
Semut :Umar, pertama-tama aku hendak mengatakan kepadamu bahwa
kami menyebut keluarga kami sebagai ‘koloni’. Dengan kata lain, kami hidup
dalam masyarakat yang disebut koloni. Seekor semut dapat dengan mudah
mengatakan apakah seekor semut lain termasuk anggota koloninya atau bukan. Ia
melakukannya dengan cara menyentuh tubuh semut lain tersebut dengan antenanya
(batang kecil tipis yang menjulur keluar dari bagian atas kepala semut), yang
membantunya mengenali semut-semut asing melalui ‘bau koloni’ yang mereka
miliki.. Jika semut tersebut ternyata asing, maka kami tidak akan
mengizinkannya memasuki rumah kami. Bahkan terkadang kami harus menggunakan
kekuatan untuk memaksa mereka pergi.
Omar was surprised to hear about their perfect security system and
wondered how strangers that tried to enter the nest dared to do so. When he
shared this thought with his friend, he smiled at him and said that there were
many other things that would surprise him.
Umar kagum setelah mendengarkan
tentang sistim keamanan mereka yang sempurna dan bertanya-tanya bagaimana
mungkin binatang-binatang asing yang mencoba memasuki sarang tersebut akan
berani melakukannya. Ketika Umar menyampaikan apa yang diikirkannya ini kepada
temannya, ia tersenyum kepada Umar dan mengatakan bahwa masih banyak hal lain
yang akan membuat Umar takjub.
The Ant then said: "Let me
tell now you about the inside of our nest, which you were eager to know about.
Our colonies consist of the queen ant, male ants, soldiers, and worker ants.
Kemudian semut berkata:
“Sekarang akan kujelaskan kepadamu tentang bagian dalam sarang kami yang kau
sangat ingin ketahui. Koloni kami terdiri atas ratu semut, semut pejantan,
semut prajurit, dan semut pekerja.”
The queen and male ants keep
our species going. The queen is larger than all of us. The duty of the males is
to make the queen give birth to new ants. Soldiers are responsible for
protecting our colony, hunting, and finding new places for nests. The last
group consists of the worker ants. Worker ants are all sterile female ants.
That is, they cannot give birth to new ants. They take care of the queen and
her babies, and clean and feed them. In addition, they also have to do all the
other jobs in the colony. They build new corridors in the nest, search for food
and clean the nest up. The worker and soldier ants also divide into smaller
groups among themselves. Some of these are breeders, builders, and
food-hunters. Each group has a different job. While one group fights off
enemies or hunts, another group builds the nest, and yet another takes care of
the cleaning and repairs of the nest."
Ratu semut dan semut pejantan
menjaga kelestarian jenis kami. Ratu semut berukuran lebih besar dari yang
lain. Tugas para semut pejantan adalah menjadikan sang ratu melahirkan
bayi-bayi semut baru. Para prajurit bertanggung jawab melindungi koloni kami,
berburu, dan menemukan tempat-tempat baru untuk membangun sarang. Kelompok
terakhir terdiri dari semut-semut pekerja. Seluruh semut pekerja adalah semut
betina yang mandul. Dengan kata lain, mereka tidak dapat melahirkan bayi-bayi
semut. Mereka menjaga ratu semut serta bayi-bayinya, dan membersihkan serta
memberi makan mereka. Selain itu, mereka juga melakukan pekerjaan-pekerjaan
lain di dalam koloni. Mereka membangun gang-gang baru di dalam sarang, mencari
makanan, dan membersihkan sarang. Di antara para semut pekerja dan prajurit
juga terjadi pembagian lagi menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil. Di
antara mereka terdapat kelompok peternak, kelompok pembangun sarang dan
kelompok pencari makanan. Sertiap kelompok mempunyai pekerjaan yang berbeda.
Ketika satu kelompok bertempur melawan musuh atau berburu, satu kelompok yang
lain membangun sarang, dan yang lain lagi bertanggung jawab dalam kebersihan
dan perbaikan sarang.”
As Omar’s little friend
explained all that, he listened to him with wonder, and then asked him:
"Do you never get bored, waiting at the entrance of the nest all the time?
What is your duty in the nest?"
Saat teman Umar yang mungil
menjelaskan semua hal ini, ia mendengarkannya dengan terheran-heran dan
kemudian bertanya kepadanya: ”Apakah engkau tidak pernah merasa bosan dengan
menunggu di pintu masuk sarang sepanjang waktu? Apa tugasmu di dalam sarang?”
The Ant replied: "I am
also a worker, and my duty is to serve here as a doorman. As you see, my head
is big enough to cover the entrance hole of the nest. I am pleased that I have
this ability, and I carry out my duty with great pleasure. I never get bored;
on the contrary, I am very glad that I protect friends from threats."
Semut menjawab: “Saya juga
seorang pekerja, dan tugas saya di sini sebagai penjaga pintu masuk. Seperti
yang kau lihat, kepalaku cukup besar untuk menutup lubang pintu masuk sarang.
Saya sangat bersyukur karena memiliki kemampuan ini, dan saya melaksanakan
kewajiban saya dengan senang hati. Saya tak pernah merasa bosan; bahkan
sebaliknya, saya merasa sangat bahagia karena dapat melindungi teman-teman saya
dari ancaman bahaya.”
Omar couldn’t help but be amazed at
his answer. Ants were working all the time to help others, with no thought for
themselves and without any problems—something even people cannot manage most of
the time.
Umar tidak dapat menyembunyikan
rasa kagumnya atas jawaban tersebut. Para semut bekerja sepanjang waktu untuk
menolong sesamanya, tanpa memikirkan dirinya sendiri dan tanpa merasa ada
masalah – sesuatu yang bahkan manusia sendiri seringkali tidak sanggup
melakukannya.
From what his little friend
told him, he could easily understand that the work of the nest was perfectly
divided up between the ants. It was obvious that the life of ants was very
well-ordered and all the ants had to be quite unselfish. Then he wondered
whether they had any fights amongst themselves because some of them claimed
that they were better or stronger than others. His friend said that nothing
like that ever happened and added:
Dari apa yang telah disampaikan
temannya yang mungil, Umar dapat dengan mudah memahami bahwa pekerjaan dalam
sarang secara sempurna terbagi di antara para semut. Telah jelas bahwa
kehidupan semut sangatlah teratur rapi dan seluruh semut tidak mementingkan
dirinya sendiri. Kemudian Umar bertanya apakah mereka saling berkelahi di
antara mereka karena sebagian merasa lebih baik atau lebih kuat dari yang lain.
Teman Umar menjawab bahwa hal seperti itu tidak pernah terjadi dan menambahkan:
"We are a big family,
Omar. There is no jealousy, competition or ambition among us. We always help each other and do our best to
serve the colony. Everything in the colony is based on sacrifice. Each ant
thinks of the good of his friends first, and only then of himself. Let me give
you an example. When there is a shortage of food in the colony, the worker ants
immeiately change into ‘feeder’ ants, and start feeding others with the food in
their reserve stomachs. When there is enough food in the colony, they again
become worker ants.
“Kami adalah keluarga besar, Umar. Tidak ada
rasa cemburu, persaingan atau ambisi di antara kami. Kami selalu saling tolong-menolong
dan melakukan yang terbaik untuk koloni kami. Segala sesuatu kami kerjakan
dalam koloni dengan pengorbanan diri kami. Setiap semut senantiasa memikirkan
kebaikan teman-temannya terlebih dahulu, baru kemudian dirinya sendiri.
Contohnya begini: Ketika persediaan makanan dalam koloni berkurang, para semut
pekerja segera merubah dirinya menjadi semut ‘pemberi makan’, dan mulai memberi
makan semut-semut lainnya dengan makanan yang ada dalam perut mereka yang
berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan. Ketika tersedia makanan yang
cukup dalam koloni, mereka akan berubah kembali menjadi semut pekerja.
I used to hear people saying
that there is competition among living things in nature. Never believe what
they say. We know very well that we have to cooperate to be successful."
Saya seringkali mendengar
orang-orang mengatakan bahwa terjadi persaingan di antara makhluk hidup di
alam. Jangan pernah percaya pada apa yang mereka katakan. Kami tahu benar bahwa
kami harus saling bekerja sama dan tolong-menolong agar dapat hidup dengan
baik.”
Omar said that what he had told
him about himself and his colony was a very good example of this. He was very
glad to know that God had created him so unselfish, helpful and so fond of his
friends. After what he told him, he decided to be at least as thoughtful of
others as ants were, and be a good person whom God loves.
Umar mengatakan bahwa apa yang
semut katakan tentang dirinya sendiri dan koloninya adalah contoh yang sangat
bagus dalam hal ini. Umar merasa sangat bahagia setelah tahu bahwa Allah
menciptakan semut yang sangat tidak mementingkan diri sendiri, penolong dan
penuh perhatian terhadap teman-temannya. Setelah mengatakan hal ini pada semut,
Umar berniat untuk setidaknya menjadi orang yang senantiasa memikirkan kebaikan
orang lain sebagaimana para semut, dan menjadi orang baik yang dicintai Allah.
It had got quite late and he
had to get to school. He told his friend that he had to go, but would certainly
come to see him the next day.
Waktu masuk sekolah sudah dekat
dan Umar sudah harus berada di sekolah. Umar berkata kepada temannya bahwa ia
harus pergi, namun ia akan menjumpainya lagi besok.
The next day Omar went back to
the same place and waited for his little friend. After a few minutes, he
appeared. He told him that he had waited impatiently all night to see him
again. Then he reminded him of his promise to tell him about the inside of the
nest. So the ant started to tell him about his home:
Keesokan harinya, Umar datang
lagi ke tempat yang sama dan menunggu teman mungilnya. Setelah beberapa menit,
si semut pun muncul. Umar berkata kepadanya bahwa ia sudah tidak sabar menunggu
sepanjang malam untuk bertemu dengannya lagi. Lalu Umar mengingatkan tentang
janji temannya untuk bercerita tentang bagian dalam sarang semut. Maka mulailah
sang semut bercerita tentang rumahnya:
Although we are tiny animals,
our nest is amazingly big, just like the headquarters of a big army. If you are
a stranger, you can never get in. Because, as you already know, there are
guards like me at the doors.
Meskipun kami adalah binatang
yang mungil, sarang kami berukuran sangat besar, seperti halnya markas sebuah
angkatan bersenjata yang besar. Jika engkau adalah seekor semut asing, kau
tidak akan pernah dapat memasukinya. Sebab, sebagaimana telah kau ketahui,
terdapat para penjaga seperti saya di pintu masuk.
Inside, there is extremely
orderly, non-stop activity. Thousands, even millions, of soldier and worker
ants carry out their jobs in an organized way. Our buildings are very suitable
for indoor work. There are special departments for each job, and these
departments are designed in such a way that both the soldier ants and the
worker ants like me can work in the easiest manner.
Di bagian dalam sarang,
terdapat pekerjaan yang berlangsung dengan sangat teratur rapi dan tanpa henti.
Ribuan, bahkan jutaan semut prajurit dan semut pekerja melaksanakan pekerjaan
mereka dengan cara yang sangat tertata rapi. Bangunan sarang kami sangat sesuai
untuk pekerjaan dalam ruangan. Terdapat ruangan-ruangan khusus untuk setiap
pekerjaan, dan ruangan-ruangan ini didisain sedemikian rupa agar para semut
prajurit dan pekerja seperti saya dapat bekerja dengan sangat mudah dan nyaman.
Besides, we consider all our
needs while putting up our buildings. For instance, our building has floors
underground which only let a limited amount of sunlight in. But there are also
some departments where the sun’s energy is needed. We build these departments
on the top floors, which receive sunlight at the widest possible angle. And
then again, there are departments that have to stay in constant touch with each
other. We build these close to one another, so that the ants can easily reach
each other. Our storehouse, where the surplus materials are kept, is built as a
separate department at one side of the building. The larders where we store our
provisions are in places which are easy to reach. In addition to these, there
is also a big hall right at the centre of the building where we gather on
certain occasions."
Selain itu, kami
mempertimbangkan seluruh kebutuhan kami saat membangun sarang. Misalnya, sarang
kami mempunyai lantai-lantai di bawah tanah yang hanya membolehkan masuknya
sinar matahari dengan jumlah terbatas. Akan tetapi ada juga beberapa ruangan
yang membutuhkan energi matahari. Kami membangun ruangan-ruangan seperti ini
pada lantai paling atas, yang menerima sinar matahari pada sudut yang paling
lebar. Dan juga, ada ruangan-ruangan yang harus senantiasa berhubungan satu
sama lain. Kami membangun ruangan-ruangan ini berdekatan satu sama lain,
sehingga semut-semut tersebut dapat dengan mudah bertemu satu dengan yang lain.
Ruang penyimpanan makanan kami, tempat dimana kelebihan material disimpan,
dibangun sebagai ruangan terpisah pada salah satu sisi sarang. Lumbung-lumbung
tempat kami menyimpan makanan adalah tempat-tempat yang mudah dijangkau. Selain
itu, ada pula ruangan besar yang terletak tepat di pusat sarang di mana kami
berkumpul bersama pada waktu-waktu tertentu.”
When Omar heard all that, he
asked his little friend: "Do you really do all these things? I did not
know that ants could work like skilful engineers and architects. If people are
to build such perfect buildings, they have to spend many years at school and
work very hard. Do you also receive such training?" In reply, the ant went
on telling him more mind-boggling things about his friends:
Ketika Umar mendengar semua
itu, ia bertanya kepada teman mungilnya: “Apakah kamu benar-benar melakukan
seluruh pekerjaan ini? Aku tidak tahu bahwa semut dapat melakukan pekerjaan
seperti para insinyur dan arsitek yang terampil. Jika manusia hendak membangun
bangunan sempurna semacam itu, mereka harus menghabiskan waktu bertahun-tahun
di sekolah dan harus bekerja sangat keras. Apakah kalian juga mendapatkan pelatihan
semacam itu? Ketika menjawab pertanyaan ini, si semut justru menceritakan
kepadanya hal-hal yang lebih sulit diterima akal tentang teman-temannya:
"No, Omar. All of us have
these skills within us. These are never taught to us, but we know exactly what
to do, and when. And that is not all. What I am going to tell you next will
surprise you even more.
“Tidak, Umar. Semua kami memiliki berbagai
kemampuan ini dalam diri kami. Hal ini tidak pernah diajarkan kepada kami,
tetapi kami tahu pasti apa yang harus kami lakukan, dan kapan. Ini belum
seberapa. Apa yang akan aku ceritakan kepadamu selanjutnya sungguh akan
membuatmu lebih terkejut lagi.
As I told you before, our
building is very big compared to our size. In spite of this, however, it is
heated evenly. In our nests, there is a very advanced central heating system.
This way, the temperature stays constant all day long. To guarantee this, we
cover the outside surface of our building with various materials that do not
let the heat in. In this way, we prevent cold air getting in during the winter
and keep hot air out in the summer. That is how we always keep the temperature
at the same level."
Seperti yang telah kukatakan
sebelumnya, sarang kami sangatlah besar dibandingkan dengan ukuran tubuh kami.
Meskipun demikian, sarang ini memiliki kehangatan yang merata. Di dalam sarang
kami terdapat sistem pemanasan pusat yang sangat canggih. Dengan cara ini, suhu
menjadi tidak berubah sepanjang hari. Agar hal ini terjadi, kami menutupi
permukaan bagian luar sarang kami dengan bahan yang dapat mencegah panas agar
tidak masuk ke dalam. Dengan demikian, kami mencegah masuknya udara dingin ke
dalam sarang selama musim dingin, dan menjaga udara panas agar tetap di luar
dan tidak masuk ke dalam sarang selama musim panas. Begitulah cara bagaimana
kami selalu menjaga agar suhu di dalam tetap tidak berubah.”
There was no doubt that if Omar
had not met his little friend, he would hardly have believed that ants could do
all this. He said to the ant: "Before you told me all this, if someone had
come up and told me about
the details of your nest and asked who could build a nest like that, I would
have come up with very different answers. I would have said that such a nest
could only be built with very fine tools and hard work by highly skilled
people. If someone had told me that this building was not constructed by
educated people but by ants, to tell you the truth, I would never have believed
him."
Sungguh, jika Umar tidak pernah
berjumpa dengan teman kecilnya, ia akan sulit mempercayai bahwa semut dapat
melakukan semua pekerjaan ini. Umar berkata kepada si semut: “Sebelum engkau
bercerita kepadaku tentang semua ini, jika seseorang datang dan berkata padaku
tentang seluk-beluk sarang kalian dan bertanya siapakah yang dapat membangun
sarang seperti itu, aku akan menjawab dengan jawaban yang sangat berbeda. Aku
akan mengatakan bahwa sarang seperti itu hanya dapat dibangun dengan
menggunakan peralatan yang sangat baik dan kerja keras dari orang-orang yang
sangat terampil. Jika seseorang mengatakan kepadaku bahwa bangunan ini tidak
dibangun oleh orang-orang yang berpendidikan akan tetapi oleh semut, maka
kukatakan sesungguhnya bahwa aku tidak akan pernah mempercayainya.”
While his little friend, the
ant was talking to him, many thoughts crossed his mind. He thought that they
were more skilful than people, and started to see these animals differently. He
understood that ants were created by God, and that it was God’s inspiration at
them every moment that made them behave the way they did. Otherwise, they would
never be able to do all these things successfully.
Saat temannya yang mungil, si
semut, berbicara dengan Umar, beragam pikiran melintas dalam benaknya. Umar
berpikir bahwa semut lebih terampil daripada manusia, dan ia kini melihat
hewan-hewan tersebut dengan pandangan yang berbeda dari sebelumnya. Umar
mengerti bahwa semut diciptakan oleh Allah, dan ilham atau wahyu Allah yang
diberikan kepada mereka setiap saat inilah yang menjadikan mereka berperilaku
demikian. Kalau tidak, mereka tidak akan pernah mampu melakukan semua ini
dengan sangat baik.
As all this was crossing his
mind, his little friend kept on speaking. As he went on, Omar grew even more
interested, and wanted to ask him about everything that came to his mind. He
asked the first question that occurred to him right away. He had earlier been
told that ants behaved like farmers, so he asked him how they managed to do
that. How could an ant, being so small, farm land without any tools, something
that even a man could hardly do?
Di saat semua pikiran ini
terbayang dalam benak Umar, teman kecilnya terus berbicara. Di saat ia
melanjutkan ceritanya, Umar pun semakin tertarik saja, dan ingin menanyakan
segala sesuatu yang muncul dalam pikirannya. Ia langsung saja melontarkan pertanyaan
pertama yang muncul di benaknya. Ia telah diberitahu sebelumnya bahwa semut
melakukan pekerjaan sebagaimana petani, lalu ia pun meminta penjelasan kepada
semut bagaimana mereka melakukannya. Bagaimana seekor semut yang sedemikian
kecil bercocok tanam pada lahan tanpa menggunakan satu peralatan pun, padahal
seorang manusia pun akan sulit melakukannya?
The Ant said: "Let me tell
you one more thing about us. That way, it will be easier to answer your
question. Although we all look very much alike, we are divided into many
distinct groups according to the way we live and look. There are around 8,800
different kinds of ants. All the species have distinct features. The farmer ant
is one of these species. Now, I will tell you about ants that engage in farming.
They are called "attas", that is, leaf-cutting ants.
Semut berkata: “Kuceritakan
kepadamu satu hal lagi tentang kami. Setelah itu, akan lebih mudah untuk
menjawab pertanyaanmu. Walaupun kami tampak sangat mirip, kami terbagi menjadi
banyak kelompok yang berbeda berdasarkan cara hidup dan penampakan fisik kami.
Ada sekitar 8.800 jenis semut yang berbeda. Semua jenis tersebut mempunyai
ciri-ciri yang berbeda. Semut petani adalah salah satu di antara jenis yang
beragam ini. Kini, akan kuceritakan kepadamu tentang para semut yang hidup
dengan bertani. Mereka disebut “Atta”, yaitu semut yang memotong daun.
The foremost characteristic of
attas is their habit of carrying on their heads the leaf pieces that they cut
out. For this purpose, they first smooth out their path, so that they can
easily move about on it. The road they travel to their nest while carrying the
cut leaves looks like a small highway. Ants walk slowly along this path,
collecting all the twigs, small bits of gravel, grass and wild plants on the ground,
and removing them. Thus, they clear a path for themselves.
Ciri yang menonjol pada “Atta”
adalah kebiasaan mereka membawa potongan dedaunan yang mereka potong di atas
kepala mereka. Untuk memudahkan pekerjaan ini, pertama-tama mereka membuat dan
meratakan jalan setapak agar mereka dapat dengan mudah melaluinya. Jalan yang
mereka lalui menuju sarang, sambil membawa potongan daun, terlihat seperti
jalan raya kecil. Semut berjalan perlahan sepanjang jalur ini, mengumpulkan
semua ranting-ranting, kerikil-kerikil kecil, rumput dan tumbuhan liar pada
permukaan tanah, dan memindahkan mereka. Dengan cara ini, mereka membersihkan
jalan setapak yang akan mereka gunakan sendiri.
After much long and hard work,
the highway becomes straight and smooth as if flattened by a special tool.
Attas walk towards their nest on this path, hiding under big pieces of leaves,
which they hold in their tightly clamped jaws."
Setelah kerja keras yang
panjang, jalan raya tersebut menjadi lurus dan rata seakan-akan telah diratakan
dengan suatu peralatan khusus. Atta berjalan menuju sarang mereka dengan
melewati jalur ini, sambil bersembunyi di bawah potongan daun besar yang mereka
bawa dengan rahang mereka yang mengapit kuat.
Omar: Did you say they hide under leaves? Why do attas feel
the need to hide under leaves?
Umar: Kau mengatakan mereka bersembunyi di bawah dedaunan?
Mengapa Atta merasa perlu bersembunyi di bawah dedaunan?
The Ant: Attas have to be careful sometimes, Omar. For instance,
medium-sized atta workers spend almost all day away from the nest, carrying
leaves. It is difficult for them to protect themselves when they are doing
that, because they carry the leaves in their jaws, which they normally use for
self-defense.
Semut: Atta terkadang harus berhati-hati, Umar. Misalnya,
semut Atta pekerja yang berukuran sedang menghabiskan waktunya hampir sepanjang
hari jauh di luar sarangnya dan membawa dedaunan. Sulit bagi mereka untuk
melindungi diri mereka sendiri saat mereka melakukan hal itu, sebab mereka
membawa dedaunan menggunakan rahang mereka yang biasanya digunakan untuk
mempertahankan diri.
Omar: So, if they are not able to protect themselves, who does
it for them?
Umar: Jadi, kalau mereka tidak dapat melindungi diri sendiri,
siapakah yang melindungi mereka?
The Ant: Leaf cutter worker ants are always accompanied by
smaller workers. These workers climb on the top of the leaves that the attas
carry and keep watch. In the event of an enemy attack, they protect their
friends, despite their small size.
Semut: Semut-semut pekerja pemotong daun selalu ditemani oleh
para pekerja lain yang lebih kecil ukuran tubuhnya. Pekerja-pekerja ini menaiki
bagian atas dedaunan yang dibawa oleh Atta dan mengawasi musuh. Di saat ada
serangan musuh, mereka, walaupun ukurannya kecil, berusaha melindungi teman
mereka.
Omar: That is another amazing example of self-sacrifice. But I
want to know one more thing. What do attas use these leaves for? Why do attas
keep carrying those leaves all day long?
Umar: Sebuah contoh lain yang mengagumkan tentang pengorbanan
diri. Tapi aku ingin tahu satu hal lagi. Sebenarnya untuk apakah Atta
menggunakan dedaunan ini? Mengapa Atta terus-menerus mengangkut dedaunan
tersebut sepanjang hari?
The Ant: They need them for their farming. Attas use these leaves
to grow fungus. Ants cannot eat the leaves themselves. So, worker ants make a
heap of these pieces of leaves after chewing them, and then place them in the
underground chambers in their nest. In these chambers, they grow fungus on the
leaves and obtain their food from the shoots of the growing fungus.
Semut: Mereka membutuhkannya untuk kegiatan bertani mereka.
Atta menggunakan dedaunan ini untuk menumbuhkan jamur. Semut tidak dapat
memakan dedaunan tersebut. Jadi, para semut pekerja membuat gundukan dengan
potongan-potongan daun ini setelah mengunyahnya, dan kemudian menempatkannya
dalam bilik-bilik bawah tanah dalam sarang. Di dalam bilik ini, mereka
menumbuhkan jamur pada dedaunan dan mendapatkan makanan mereka dari tunas-tunas
jamur yang sedang tumbuh
You must now be wondering how
tiny ants can carry out such miraculous events all by themselves?"
Sekarang engkau pasti
bertanya-tanya bagaimana semut-semut mungil ini dapat melakukan semua pekerjaan
yang menakjubkan ini secara mandiri?
Omar: Yes. I am really trying to understand how ants manage to
do all that. For example, if you asked me to grow fungus, it would not be at
all easy for me to do. At the very least, I would have to read some books or
else seek the advice of people who do know how to do it. But I know that attas
do not receive any training like this.
Umar: Ya. Aku benar-benar sedang berusaha memahami bagaimana
semut mampu melakukan itu semua. Misalnya, jika engkau memintaku untuk
menumbuhkan jamur, maka ini bukanlah perkara yang sangat mudah untuk mengerjakannya.
Setidaknya, aku akan harus membaca beberapa buku atau bisa juga dengan bertanya
kepada orang yang benar-benar tahu bagaimana cara melakukannya. Tapi aku tahu
bahwa Atta tidak pernah mendapatkan pelatihan seperti ini.
Now I can better understand
what makes you and your ant friends so talented. You are programmed to do your
jobs. For example, attas come into the world already knowing about farming.
Certainly, God, the Creator of all living things, gave attas this skill. It is
God Who created you and all your friends with all these awesome features.
Sekarang aku dapat lebih
memahami mengapa engkau dan teman-temanmu sedemikian pandai. Engkau telah
diciptakan sekaligus dengan kemampuan dan ketrampilan untuk melakukan
pekerjaanmu. Misalnya, Atta hadir di dunia ini dengan pengetahuan tentang
pertanian yang sudah ada dalam dirinya. Sudah pasti, Allah, Pencipta semua
makhluk hidup, telah memberi Atta ketrampilan ini. Itulah Allah yang
menciptakanmu dan semua teman-temanmu beserta semua ciri-ciri yang mengagumkan
ini.
The Ant: You are right, Omar. We know all these things innately.
Our Creator, God, gave them to us as blessings.
Semut : Kamu benar, Umar. Kami memiliki semua pengetahuan dan
kemampuan ini dalam diri kami sejak lahir. Pencipta kami, Allah, telah
memberikan semua ini kepada kami sebagai rahmat.
Omar was late again. He thanked
him, and left for school. As he walked, the things his ant friend had told him
were still echoing in his ears. Meanwhile, he kept on thinking.
Umar terlambat lagi. Ia berterima
kasih pada si semut dan beranjak pergi ke sekolah. Di saat ia berjalan kaki,
hal-hal yang telah disampaikan temannya si semut kepadanya masih
terngiang-ngiang di telinganya. Untuk beberapa saat, ia masih saja berpikir.
Ants’ skilful actions pointed to
a great wisdom. But this wisdom could not belong to the ants themselves. They
were, after all, tiny creatures. Then all ants’ skills must show man the wisdom
of God. In order to show the greatness of His being and His art of creation,
God, the Creator of the ants, made these tiny creatures carry out tasks they
could never do by their own wisdom and will.
Perilaku cerdas semut-semut
tersebut menunjukkan adanya hikmah atau pengetahuan yang luar biasa. Akan
tetapi hikmah ini tidak mungkin berasal dari semut-semut itu sendiri. Sebab,
mereka hanyalah sekedar mahluk-mahluk kecil. Jadi kalau demikian, semua
keahlian semut pasti memperlihatkan kepada manusia tentang hikmah Allah. Untuk
membentangkan kebesaran-Nya dan seni penciptaan-Nya, Allah, Pencipta semut, menjadikan
makhluk-makhluk kecil ini mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak akan
pernah mampu mereka lakukan berdasarkan pengetahuan dan kehendak mereka
sendiri.
His friend owed his innate
wisdom, skill and sacrificing nature to the inspiration of God. Everything he
did was proof not of his, but of God’s power and wisdom.
Teman Umar, semut, memperoleh
sifat bawaan dalam dirinya berupa hikmah, pengetahuan, ketrampilan dan sifat
pengorbanan diri yang berasal dari atau wahyu ilham Allah. Segala yang ia
lakukan bukanlah merupakan bukti akan kekuasaan dan pengetahuannya, melainkan
kekuasaan dan kebijaksanaan Allah.
Thinking about all that, he
realized that certain things that he had earlier imagined differently had been
replaced by true versions of the facts. He understood once again that the
stories told about living things, how they came into existence by chance, how
they acquired the skills they had by chance over periods of time, were lies.
How could they be true? Just think, how could ants "talk" to each
other so perfectly if they had come into being by chance? How could they make
contact with each other without any disorder, and build perfect nests? Besides,
even if all these ants had come into existence by chance and if they lived only
to defend themselves, how was it that they could make such enormous sacrifices
for one another?
Setelah memikirkan ini semua,
Umar akhirnya paham bahwa sebelumnya ia membayangkan hal-hal tertentu melalui
sudut pandang yang berbeda. Akan tetapi pandangannya tersebut kini telah
berubah setelah melihat kenyataan yang sesungguhnya. Ia sekali lagi sadar bahwa
penjelasan-penjelasan yang disampaikan mengenai makhluk hidup, bagaimana mereka
muncul menjadi ada secara kebetulan, bagaimana mereka memperoleh ketrampilan
mereka dengan sendirinya secara kebetulan selama jangka waktu tertentu, adalah
kebohongan belaka. Bagaimana semua hal ini dapat dikatakan benar? Bayangkan,
bagaimana mungkin semut-semut dapat saling “berbicara” sesamanya dengan
sempurna jika mereka muncul menjadi ada hanya karena kebetulan? Bagaimana
mungkin mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya tanpa ada kerancuan, dan
membangun sarang yang sempurna? Disamping itu, taruhlah semua semut ini
terlahir secara kebetulan dan mereka hidup hanya untuk mempertahankan diri
mereka sendiri, lalu mengapa mereka mau melakukan pengorbankan diri yang besar
untuk sesamanya?
He thought about these things
all day at school. When he got home in the evening, he decided to read the
Qur’an, which God sent down to all people. The first verse he read was the
following:
Umar memikirkan beragam hal ini
sepanjang hari di sekolah. Saat Umar sampai di rumah pada sore harinya, ia
mengambil dan membaca Alqur'an, kitab yang Allah turunkan kepada semua manusia.
Ayat pertama yang dibacanya berbunyi sebagai berikut :
In the creation of
the heavens and the earth, and the alternation of night and day, there are
Signs for people with intelligence: those who remember God, standing, sitting
and lying on their sides, and reflect on the creation of the heavens and the
earth (by saying): ‘Our Lord, You have not created this for nothing. Glory be
to You! So safeguard us from the punishment of the Fire.’ (Surah Al Imran:
190-191)
Sesungguhnya dalam
penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat
tanda-tanda (ayat) bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang
mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan
mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau,
maka peliharalah kami dari siksa neraka.” (QS. Aali ‘Imraan, 3:190-191)
He was totally convinced that
God alone created the ant, himself, his mother and father, his brother and
everything in the universe. His little friend had reminded him of the most
important fact in the world: that there was no creator but God.
Umar benar-benar yakin bahwa
Allah-lah satu-satunya yang telah menciptakan semut, dirinya sendiri, ibu dan
ayahnya, saudaranya dan segala sesuatu di alam semesta. Teman mungilnya telah
mengingatkannya akan kenyataan paling penting di dunia ini: tidak ada pencipta
kecuali Allah SWT semata.
I believe that when you read
these lines, all of you will also understand the truth like Omar, and know that
it is God Who created everything. Then you will say: "Darwin, who said
that ‘living beings were not created, but came into existence by chance’ was a
big liar. When we are surrounded by creatures with so many fascinating skills,
it is impossible to think that they came into existence by chance."
Saya percaya bahwa ketika
kalian membaca baris-baris tulisan ini, kalian semua akan memahami kebenaran
ini seperti halnya Umar, dan mengetahui bahwa Allah-lah yang menciptakan segala
sesuatu. Kemudian kalian akan mengatakan: “Darwin, yang mengatakan bahwa mahluk
hidup tidak diciptakan, akan tetapi muncul menjadi ada karena kebetulan” adalah
sebuah kebohongan besar. Di saat kita dikelilingi oleh beragam makhluk dengan
berbagai kemampuan menakjubkan yang dimilikinya, maka adalah mustahil untuk
beranggapan bahwa mereka muncul menjadi ada di dunia ini dengan sendirinya
secara kebetulan.
So, if like Omar you also
chance upon a good friend one day, never forget that you have a lot to learn
from him. Investigate and think about the perfection in the art of God, Who created
him. And if you ever meet liars like Darwin, tell them about the features of
your little friends and say that you will never ever believe in their
nonsensical lies.
Jadi, jika suatu saat tanpa
disangka-sangka engkau juga berjumpa dengan teman baik, sebagaimana Umar,
jangan lupa bahwa engkau pun dapat belajar banyak darinya. Telitilah dan
pikirkanlah kesempurnaan ciptaan Allah, yang menciptakan temanmu itu. Dan jika
engkau pernah bertemu dengan pembohong-pembohong seperti Darwin, ceritakan pada
mereka tentang ciri-ciri yang menakjubkan tentang temanmu itu dan dan katakan
bahwa engkau takkan pernah mempercayai berbagai kebohongan mereka yang tidak
masuk akal.
Weaver ants are skilful
tailors. They combine leaves by pulling them from two sides and sewing the
leaves together. In this way, they make a nice home for themselves.
Semut penganyam adalah penjahit
yang terampil. Mereka menggabungkan dedaunan dengan menarik mereka dari kedua
sisi dan menjahit dedaunan tersebut. Dengan cara ini, mereka membuat rumah yang
nyaman bagi mereka sendiri.
Doorman ants
guard the nest. They do this job very successfully. Other ants are also very
hard-working. They do all the work of the nest.
Semut penjaga pintu menjaga
sarang. Mereka menjalankan tugas ini dengan sangat baik. Semut – semut lain
juga bekerja dengan sangat rajin. Mereka semuanya melakukan pekerjaan
sarangnya.
13 Ants
"talking" to one another by
touching.
13. Semut “berbicara” satu sama
lain dengan cara saling menyentuh
13 Ants do not want strangers to enter
their nests, because this will threaten their security. They never hesitate to
get into a fight to protect their nest and friends.
13.Semut tidak menghendaki
makhluk atau semut asing masuk ke dalam sarangnya, sebab ini akan mengancam
keamanan mereka. Mereka tak segan bertempur untuk melindungi sarang dan
teman-teman mereka.
15 Ants have different tasks. They all
work very hard at their jobs without a moment’s rest.
15.Semut–semut mempunyai tugas
yang berbeda–beda. Mereka semua melaksanakan tugasnya masing-masing dengan
sebaik-baiknya tanpa kenal letih.
17 Hard-working workers on the job.
17.Semut, pekerja keras tulen
yang sedang melaksanakan tugas mereka.
21 At the side, we see an underground
city built by ants. Despite their tiny size, they can, amazingly, build such
big cities.
21.Pada bagian ini, kita
melihat kota bawah tanah yang dibangun oleh semut. Hebatnya, kendatipun
ukurannya yang kecil, mereka mampu membangun kota sebesar ini.
22/1. Air Defence System
2. Greenhouse 3. Main entrance and side entrances 4. Ready-made chambers 5.
Storage cemetery 6. Guards’ chamber 7. Outer shield 8. Nursing chamber 9. Meat
depot 10. Grain depot 11. Childcare for larvae 12. Wintering room 13. Central
heating department 14. Brooding room 15. Royalty room...
22/1. Sistem pertahanan udara
2. Rumah kaca 3. pintu masuk utama dan pintu masuk samping. 4. Bilik-bilik yang
telah selesai dibuat 5. kuburan 6. Bilik penjaga 7. pelindung bagian luar 8. Bilik
perawatan bayi 9. Tempat penyimpanan daging 10. Tempat penyimpanan biji-bijian
11. Perawatan larva 12. Ruang musim dingin 13. Ruang pemanasan pusat 14. Ruang
pengeraman 15. Ruang ratu semut.
There is no doubt that
ants cannot plan and devise all these details themselves. They are inspired by
God to do so.
Tidak ada keraguan bahwa semut
tidak dapat merencanakan dan merancang bangunan beserta seluk-beluknya dengan
kemampuan mereka sendiri. Mereka mendapatkan wahyu dari Allah sehingga mampu
melakukan semua pekerjaan ini.
23 The house that ants build for
themselves is almost like a castle for them.
23.Rumah yang dibangun oleh
semut untuk mereka sendiri terlihat hampir menyerupai sebuah istana bagi mereka
27 Attas cut leaves
skilfully and with great care.
27. Atta memotong dedaunan
dengan terampil dan sangat berhati-hati
29/ 1- Ants chop the
leaves they bring to the nest into bits.
2- They chew these bits
into pulp.
3- They apply this pulp
over a base of dried leaves in new chambers.
4- They place bits of
fungus they take from other chambers over this pulp.
5- A busy group of ants
cleans the garden and removes all unnecessary materials.
29/1- Semut memotong-motong
dedaunan yang mereka bawa ke sarang menjadi potongan kecil-kecil.
2-Semut mengunyah
potongan-potongan tersebut menjadi bubur.
3-Mereka meletakkan bubur ini
di atas alas dedaunan kering di dalam bilik baru
4-Mereka menempatkan
potongan-potongan kecil jamur yang mereka ambil dari bilik lain di atas bubur
ini.
5-Sekelompok semut membersihkan
kebun dan membuang benda-benda yang tak berguna
33 Attas carrying the leaves they have
cut.
33.Atta sedang membawa dedaunan
yang telah mereka potong
No comments:
Post a Comment