JAWABAN TELAK BUNG KARNO KEPADA AHOK

PROF. MAHFUD MD:
"Bung Karno tidak masalah memilih berdasarkan agama, malah menyuruh memilih berdasarkan agama!"
BUNG KARNO, 1JUNI 1945:
"Kita berkata, 90 persen daripada kita beragama Islam, tetapi lihatlah di dalam sidang ini berapa persen yang memberikan suaranya kepada Islam..?"
INI DIA JAWABAN BUNG KARNO DAN PROF. MAHFUD MD KEPADA AHOK YANG TELAH NGAWUR BERPENDAPAT BAHWA MEMILIH PEMIMPIN KARENA AGAMA ADALAH MELANGGAR KONSTITUSI,
seperti terungkap dalam Diskusi 'Merekatkan Bangsa' di TvOne, Selasa 14/2/17.
PROF. MAHFUD MD
(Pakar Hukum Tata Negara/ Mantan Ketua MK):
"Siapa yang bilang bangsa ini bermasalah dengan pluralisme. Masalah bangsa ini hanya satu yaitu ketidakadilan. Tidak ada masalah dengan toleransi, perbedaan, rasis dan sebagainya. Hanya masalah keadilan sajalah yang diperjuangkan saat ini.
Saat ini banyak orang yang gagah-gagahan merasa paling pluralisme. Menganggap orang lain anti plural dan anti kebhinekaan. Padahal itu semua omong kosong. Ndak ada itu..!
Dan sekarang masalah memilih sesuai agama, itu sama sekali tidak melanggar konstitusi. Kita harus tahu, hal tersebut sudah diatur dalam konstitusi.
BUNG KARNO TIDAK MASALAH MEMILIH BERDASARKAN AGAMA, MALAH MENYURUH MEMILIH BERDASARKAN AGAMA...!
Bahkan kalau mau, coba nanti semuanya baca lagi isi pidato Bung Karno pada tanggal 1 Juni. Disitu beliau berkata:
‘Hai orang Islam. Jika ingin di Indonesia ini diterapkan hukum-hukum Islam, maka mari rebutlah kursi-kursi di pemerintahan agar kalian bisa menerapkan hukum-hukum yang mendukung syariat Islam.
Sebaliknya, hai kamu orang Kristen semua. Kalau kamu ingin di Indonesia ini ada letter2 Kristen di dalam pembuatan hukum, rebutlah kursi kepemimpinan agar pemimpin itu di Dewan Perwakilan Rakyat mengarahkan nilai2 Kristen.
Saudara kalau bicara pluralisme itu, kalau memang pengikut Bung Karno, inilah Pidato Bung Karno 1 Juni 1945.
Mari tegakkan hukum. Dan ingat, sekali lagi SAYA TEKANKAN INI BUKAN MASALAH PLURALISME, INI ADALAH MASALAH MENUNTUT KEADILAN...!"
*Penjelasan tegas dari Prof. Mahfud MD tsb menjadi jawaban telak kepada AGUM GUMELAR yg berbicara soal pluralisme, bahwa seolah2 Islam di Indonesia anti pluralisme.
Bahkan Agum Gumelar ketika menyatakan pendapatnya jelas MENUNJUK Habib Rizieq dan pengikutnya sebagai pihak yg ANTI TOLERANSI.
PENDAPAT LETJEN TNI (Purn) AGUM GUMELAR:
"Saya jalan2 di kota Doha. Masuk ke mal waktu itu thn 2006. Saya masuk mal, apa yg sy dengar, lagu yg dikumandangkan di mal itu, eeh lagu2 Natal, Christmas. 8ni negeri Arab. Saya ambil kesimpulan Islam itu identik dengan toleransi.
Saya ingin mengajak semua deh ya, juga KEPADA SAUDARA RIZIEQ INI DENGAN PARA PENGIKUTNYA, ISLAM ITU SEPERTI ITU..!
ISLAM ITU BERSIH DAN ISLAM ITU TOLERAN..! Itu yg ingin saya simpulkan."
*Tepat sebelum hiliran  Agum Gumelar berbicara, Mantan Menko Maritim Rizal Ramli telah memberikan pendapatnya dengan keras. Dan Rizal Ramli langsung cepat2 meninggalkan ruangan begitu selesai mengeluarkan uneg2 nya.
Perhatikan perubahan raut wajah Prof. MAHFUD MD yg sangat berbeda, saat ia mendengarkan Agum Gumelar dan Rizal Ramli.
PENDAPAT DR. RIZAL RAMLI
(Mantan Menko Maritim/ Ekonom Senior):
"Selama ini elit politik bisa basa basi seolah-olah tidak terjadi apa-apa di negeri ini. Padahal kenyataannya, terjadi tensi yang sifatnya mengarah ke isu SARA memanas di masyarakat bawah.
Kalau hanya sekadar kompetisi pilkada, nggak ada masalah. Dan kami dari sejak muda TIDAK PERNAH MEMBEDAKAN ORANG INDONESIA BERDASARKAN SUKU DAN AGAMA. Ada ratusan pilkada tanpa ada masalah selama ini. Tapi yang terjadi, tensi ini sifatnya mengarah ke arah sara, soal agama dan suku.
Tapi memang ada yg arogan, yg gunakan isu agama ini, dan ADA YANG CONGKAK, YANG NEO FASIS CARA BICARANYA, YANG MAIN GUSUR KIRI KANAN...!
Kita cuma basa-basi aja gak ngomong pokok masalahnya apa.
Yg bikin kacau hanya 1, 2 orang. Yg menurut saya, YANG NGACO-2 INI YA DISIKATLAH..! Gitu aja."
☝☝☝
--------------------------------------------------------------------
KUTIPAN PIDATO BUNG KARNO, 1 Juni 1945:
"Kita berkata, 90 persen daripada kita beragama Islam, tetapi lihatlah di dalam sidang ini berapa persen yang memberikan suaranya kepada Islam?" Berikut pidato selengkapnya:
http://sunardian.blogspot.co.id/2010/05/pidato-bung-karno-1-juni-1945.html?m=1
Pencerahan Konstitusi oleh Prof. MAHFUD MD:
"BUNG KARNO TIDAK MASALAH MEMILIH BERDASARKAN AGAMA.
Persoalan pluralisme sudah selesai.  Kegaduhan belakangan ini bukan soal pluralisme, tapi soal keadilan. Sekarang orang banyak yang takut bicara keadilan karena takut dituduh anti pluralisme. Takut berhadapan dengan hukum.  Ada yang menuntut keadilan langsung dituduh  anti pluralisme.
Memilih pemimpin berdasarakan agama tidak melanggar konstitusi. Boleh memilih berdasarkan agama, juga boleh memilih bukan berdasarkan agama.
Banyak orang mengaku Soekarnoisme, tapi tidak paham ajaran Bung Karno. Bung Karno juga tidak masalah memilih berdasarkan agama, malah menyuruh memilih berdasarkan agama."
Dalam acara Diskusi Merekatkan Bangsa tsb, untuk memperkuat argumennya Prof Mahhfud MD mengutip bagian  pidato Bung Karno 1 Juni 1945.
BERIKUT KUTIPAN ASLI BAGIAN PIDATO BUNG KARNO :
“Untuk pihak Islam, inilah tempat yang terbaik untuk memelihara agama. Kita, sayapun, adalah orang Islam. Maaf beribu-ribu maaf, keislaman saya jauh belum sempurna, tetapi kalau saudara-saudara membuka saya punya dada, dan melihat saya punya hati, tuan-tuan akan dapati tidak lain tidak bukan, hati Islam.
Dan hati Islam Bung karno ini, ingin membela Islam dalam mufakat, dalam permusyawaratan.
Dengan cara mufakat, kita perbaiki segala hal, juga keselamatan agama, yaitu dengan jalan pembicaraan atau permusyawaratan di dalam Badan Perwakilan Rakyat. Apa-apa yang belum memuaskan, kita bicarakan di dalam permusyawaratan. Badan perwakilan,inilah tempat kita untuk mengemukakan tuntutan-tuntutan Islam. Disinilah kita usulkan kepada pemimpin-pemimpin rakyat, apa-apa yang kita rasa perlu bagi perbaikan.
Jikalau memang kita rakyat Islam, marilah kita bekerja sehebat-hebatnya, agar-supaya sebagian yang terbesar daripada kursi-kursi badan perwakilan Rakyat yang kita adakan, diduduki oleh utusan Islam. Jikalau memang rakyat Indonesia rakyat yang bagian besarnya rakyat Islam, dan jikalau memang Islam disini agama yang hidup berkobar-kobar di dalam kalangan rakyat, marilah kita pemimpin-pemimpin menggerakkan segenap rakyat itu, agar supaya mengerahkan sebanyak mungkin utusan-utusan Islam ke dalam badan perwakilan ini.
Ibaratnya badan perwakilan Rakyat 100 orang anggautanya, marilah kita bekerja. Bekerja sekeras-kerasnya, agar supaya 60, 70, 80, 90 utusanyang duduk dalam perwakilan rakyat ini orang Islam, pemuka-pemuka Islam. dengan sendirinya hukum-hukum yang keluar dari badan perwakilan rakyat itu, hukum Islam pula. Malahan saya yakin, jikalau hal yang demikian itu nyata terjadi, barulah boleh dikatakan bahwa agama Islam benar-benar h i d u p di dalam jiwa rakyat. Sehingga 60%, 70%, 80%, 90% utusan adalah orang Islam, pemuka-pemuka Islam, ulama-ulama Islam.
Maka saya berkata, baru jikalau demikian, baru jikalau demikian, hiduplah Islam Indonesia, dan bukan Islam yang hanya diatas bibir saja.
Kita berkata, 90% dari pada kita beragama Islam, tetapi lihatlah di dalam sidang ini berapa persen yang memberikan suaranya kepada Islam? Maaf seribu maaf, saya tanya hal itu!
Bagi saya hal itu adalah satu bukti, bahwa Islam belum hidup sehidup-hidupnya di dalam kalangan rakyat.
Oleh karena itu, saya minta kepada saudara-saudara sekalian, baik yang bukan Islam, maupun terutama yang Islam, setujuilah prinsip nomor 3 ini, yaitu prinsip permusyawaratan, perwakilan. Dalam perwakilan nanti ada perjoangan sehebat-hebatnya. Tidak ada satu staat yang hidup betul-betul hidup, jikalau di dalam badan-perwakilannya tidak seakan-akan bergolak mendidih kawah Candradimuka, kalau tidak ada perjoangan faham di dalamnya. Baik di dalam staat Islam, maupun di dalam staat Kristen, perjoangan selamanya ada.
Terimalah prinsip nomor 3, prinsip mufakat, prinsip perwakilan rakyat! Di dalam perwakilan rakyat saudara-saudara islam dan saudara-saudara Kristen bekerjalah sehebat- hebatnya. Kalau misalnya orang Kristen ingin bahwa tiap-tiap letter didalam peraturan-peraturan negara Indonesia harus menurut Injil, bekerjalah mati-matian, agar suapaya sebagian besar dari pada utusan-utusan yang masuk badan perwakilan Indonesia ialah orang Kristen, itu adil, fair play!
Tidak ada satu negara boleh dikatakan negara hidup, kalau tidak ada perjoangan di dalamnya.
Jangan kira di Turki tidak ada perjoangan. Jangan kira dalam negara Nippon tidak ada pergeseran pikiran. Allah Subhanahu wa Ta'ala memberi pikiran kepada kita, agar supaya dalam pergaulan kita sehari-hari, kita selalu bergosok, seakan-akan menumbuk membersihkan gabah, supaya keluar dari padanya beras, dan beras akan menjadi nasi Indonesia yang sebaik-baiknya.“
Pidato selengkapnya dari Soekarno tsb bisa dibaca di link ini:
https://id.scribd.com/doc/101551396/Pidato-Soekarno-1-Juni-1945
Share:

No comments:

Post a Comment

Search This Blog